Kamis, 07 April 2016

Analisis Rasio Laporan Keuangan dan Contoh Kasusnya

Nama : Widiastuti Rawati
kelas: 3DA01
NPM: 49213259
Tugas Softskill

Pengertian Rasio Keuangan

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya. 
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17)
Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu.Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :
• Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama.
• Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.
Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang bersangkutan.
Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain :
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan dating.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan caramenggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu perusahaan.
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
a. Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2.Rasio solvabilitas
3.Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis
Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Kesehatan Bank (Rasio CAMEL)
Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.
Pada tahun 1966. Beaver melaporkan sebuah studi yang membandingkan masing-masing rasio perusahaan bangkrut dengan perusahaan tidak bangkrut yang dilakukannya terhadap kondisi lima tahun sebelum kebangkrutan. Beaver menggunkan pendekatan univariate dimana kemampuan memprediksi kegagalan perusahaan dengan rasio-rasio yang dianalisa satu per satu.
Penelitian lanjutan yang memanfaatkan analisa rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan perusahaan dilaporkan oleh Edward I Altman pada tahun 1968. Altman menggunkan metode Multiple Diskriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan. Sampel yang digunakan 66 perusahaan yang terbagi dua masing-masing 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Dari hasil studinya, altman memperoleh model prediksi multiple Discriminan Analysis (MDA) sebagai berikut : X = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 +0,99 X5 ; dimana X1 = Working Capital / total aset ; X2 = RE / Total Assets ; X3 = EBIT / Total Assets; X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt ; X5 = Sales / Total Assets dan X = Overall Index.
Hasil studi empiris Altman ternyata mampu memeperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan.Untuk dua tahun sebelum kebangkrutan tingkat ketepatannya adalah 72%. Ketepatan model ini telah diujikan terhadap secondary sample (holdout sample) dari perusahaan yang bangkrut (n = 25) dengan tingkat keakuratan 96% dan untuk perusahaan yang tidak bangkrut (n = 66) dengan tingkat keakuratan 79%.
Penelitian lain yang menggunkan rasio-rasio yang merefleksikan CAMEL dilakukan juga oleh Whalen dan Thomson (1988). Dalam penelitian ini digunakan data keuangan untuk mengklasifikasikan bank yang bermasalah dan tidak bermasalah.Dengan teknik logit regression, construct dari modal digunakan untuk memprediksi perubahan rating CAMEL cukup akurat dalam penyusunan rating bank.
Penelitian di Indonesia yang menggunkan rasio keuangan umumnya diarahkan untuk memprediksi perkembangan laba perusahaan.Diantaranya adalah riset Machfoedz (1994) yang bertujuan menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan di masa mendatang.Metode yang digunakan untuk memilih rasio keuangan adalah prosedur MAXR.Untuk menguji hipotesis manfaat rasio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba lebih dari satu tahun. Selain itu studi ini jga menunjukkan bahwa perusahaan besar mempuntai komponen rasio yang berbeda dengan perusahaan kecil apabila rasio keuangan tersebut akan digunkan untuk memprediksi laba masa mendatang.

contoh kasus:
Analisis Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas laporan keuangan “PT COLORPAK INDONESIA, Tbk dan ANAK PERUSAHAAN”.


1       Likuiditas Perusahaan
 Likuiditas adalah  masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.  Masalah likuiditas dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio(quick ratio, current ratio, dan cash ratio dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). Untuk laporan keuangan diatas saya menggunakan pendekatan yang pertama yaitu dengan  perhitung rasio (Current ratio, quick ratio dan cash ratio)
·  

Current ratio = (aktiva lancar : hutang lancar) x 100%

Tahun 2010     = (Rp 227.819.168.461 : Rp 123.450.557.939) x 100%
                        = 184,54 %
Tahun  2011    = (Rp 185.436.645.162 : Rp 96.911.386.652) x 100%
                        =191,34%

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

·        
Quick ratio     = {(aktiva lancar – persediaan) / hutang lancar} x 100%

Tahun 2010     = {(227.819.168.461- 82.424.270.814) / 123.450.557.939} x 100%
                        = 117,77%
Tahun 2009     ={( 185.436.645.162 - Rp 68.458.457.208) /   96.911.386.652} x 100%
                        = 120,706%

rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid dan mampu menutupi hutang lancar.
Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula perusahaan pula kondisi perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100%  perusahaan tersebut dianggap kurang baik.

·        
Cash ratio      = (kas / hutang lancar) x 100%
Tahun 2010     = ( 9.435.631.304 /  123.450.557.939) x 100%
                        =7,64%
Tahun 2009     = (  5.398.758.478 /  96.911.386.652) x 100%
                        = 5,57%
                       
Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar.

2       Solvabilitas Perusahaan
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Untuk laporan keuangan diatas  perhitungan solvabilitasnya saya menggunakan
“total debt to capital asset.”

Total debt to capital assets    = (total hutang / total aktiva) x 100%

Tahun 2010                             = (140.879.700.667 / 275.390.730.449) x 100%
                                                = 51,51%
Tahun 2009                             =(103.889.967.660 / 219.198.880.369) x 100%
                                                = 47,395%
                       
Kelikuidan suatu perusahaan tidak dapat ditentukan oleh solvabilitas perusahaan tersebut.Perusahaan yang solvable belum tentu likuid begitu pula sebaliknya.

3       Rentabilitas Perusahaan
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.Perhitungan rentabilitas berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Hal ini terjadi karena perbedaan antara aktiva dan laba yang mana yang akan dibandingkan dengan yang lain.
Rentabilitas dibagi menjadi dua, yaitu:
·        Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi bisa iukur dengan menggunakan gross prifit margin. Untuk laporan keuangan diatas maka perhitungannya sebagai berikut:

Gross profit margin  = (laba kotor / penjualan netto) x 100%       

Tahun2010                  = (62.009.766.595 / 516.581.827.788) x 100%
                                    = 12,003%
Tahun 2009                 = (68.153.669.345 / 447.956.185.580) x 100%
                                    =15,214%



Operating ratio          ={(HPP + biaya adm) / penjualan netto} x 100%

Tahun 2010     ={(454.572.061.193+17.362.828.146) / 516.581.827.788} x  100%
                        = 91,357%
Tahun 2009     ={(379.802.516.235+16.984.119.010) / 447.956.185.580}x100%
                        =88,577%

Net Profit Margin     = (laba setelah pajak / penjualan netto)x100%

Tahun 2010                 =(  28.443.539.773 /  516.581.827.788) x 100%
                                    = 5,506%
Tahun 2009                 =(  30.909.406.991 /  447.956.185.580) x 100%
                                    = 6,9%

·        Rentabilitas usaha
Rentabilitas usaha adalah perhitungan rentabilitas suatu perusahaan dengan cara membandingkan laba usaha dengan modal sendiri.

1. Likuiditas Perusahaan

Apa kegunaan Rasio Likuiditas ?
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi Kewajiban Lancarnya dengan Aktiva Lancar.
Sebuah perusahaan dapat dikatakan "Likuid" atau sesuai dengan standar Likuiditas perusahaan, jika mampu membayar semua kewajiban Jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.
Bagaimana jika perusahaan tidak mampu ?maka perusahaan dikatakan "ilikuid"
Secara umum terdapat dua macam  LIkuiditas, yaitu Likuiditas Badan Usaha dan Likuiditas Perusahaan

    * Disebut Likuiditas Badan Usaha , apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban dengan pihak kreditur atau pihak luar
    * Disebut Likuiditas Perusahaan, apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansial untuk menyelenggarakan proses produksi.

Sekarang mari kita mempelajari cara menghitung Rasio Likuiditas, yaitu dengan Current Ratio dan Acid/Quick Ratio.

    * Current Ratio, yaitu perbandingan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Gunanya untuk mengetahui kemampuaan perusahaan membayar hutang lancarnya.Perusahaan yang bukan perusahaan kredit, bila perbandingan current rationya kurang dari 2:1, maka dianggap kurang baik.Kenapa ? sebab bila aktiva lancarnya mengalami penurunan maka jumlah aktiva nya tidak cukup untuk menutup hutang lancar

  Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
  Contoh Soal :
  Dari Neraca suatu perusahaan diketahui
  - Kas Rp 25.000.000,-
  - Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
  - BArang dagangan Rp 200.000.000,-
  - Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
 Hitunglah Current Ratio nya

Jawab :
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Hutang Lancar = Rp 255.000.000,-
Current Ratio =      Aktiva Lancar                        300.000.000
                           -----------------  x 100 % =   -----------------  x 100 %
                            Hutang Lancar                         255.000.000
                        = 117.65 %                
                        = 118 % ( dibulatkan )
                        = 1.18 x
( artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1.18 aktiva lancar )

    * Acid / Quick Ratio , yaitu perbandingan antara jumlah kas, efek dan piutang dengan hutang lancar.Perusahaan bisa dikatakan Quick jika rasio nya 1:1

Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan
                                      --------------------------------
                                           Kewajiban Lancar

Contoh soal :
Dari Neraca suatu perusahaan diketahui   - Kas Rp 25.000.000,-
  - Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
  - BArang dagangan Rp 200.000.000,-
  - Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
 Hitunglah Quick Ratio nya

Jawab :
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Persediaan adalah barang dagangan yang tersedia untuk dijual = Rp 200.000.000,-
Hutang Lancar = Rp 255.000.000,-
Quick Ratio     =           Aktiva Lancar - Persediaan                        
                              -----------------------------------  x 100 %
                                             Hutang Lancar                            
                                     300.000.000  - 200.000.000                  
                        =     -----------------------------------  x 100 %
                                             255.000.000
                        = 39.22 %
                        = 0.39 x

( artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan  adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0.39 aktiva lancar yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan )

2. Solvabilitas Perusahaan

Solvabilitas Perusahaan itu gunanya untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
Suatu perusahaan dikatakan Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek.
Bagaimana jika perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya ?maka perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.

Rumus Rasio Solvabilitas :
a. Rasio Modal dengan Aktiva   =   Modal Sendiri
                                                   -----------------
                                                               Total Aktiva

b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap =       Modal Sendiri
                                                                             -----------------                                                                                                                                                Aktiva Tetap

c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang   =   Aktiva Tetap
                                                                                      ---------------
                                                                                    Hutang Jangka Panjang

Contoh :
Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui
- Saham Rp 420.000.000
- Laba ditahan Rp 145.000.000
- Kas Rp 25.000.000
- Piutang Dagang Rp 75.000.000
- Barang dagangan Rp 200.000.000
- Mesin Rp 250.000.000
- BAngunan Rp 350.000.000
- Tanah Rp 100.000.000
-Obligasi Rp 180.000.000

Hitunglah Solvabilitas Perusahaan dengan
a. Rasio Modal dengan Aktiva
b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap
c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Jawab

a. Rasio Modal dengan Aktiva   =   Modal Sendiri
                                                -----------------
                                                   Total Aktiva
                                                 =    420.000.000 + 145.000.000
                                                     ------------------------------------------
                                                     25jt + 75jt + 200jt +250jt +350jt +100jt
                                                 =   565.000.000
                                                     ---------------
                                                      1.000.000.000
                                                 = 56.5 %
                                                 = 0.565 x


Artinya  Setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0.565 modal sendiri,
sedangkan Rp 0.435 dari pinjaman


b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap =       Modal Sendiri
                                                                -----------------
                                                                  Aktiva Tetap
                                                                                                               
                                                         =       420.000.000 + 145.000.000        
                                                                --------------------------------                                              
                                                                               250jt +350jt +100jt

                                                         =     565.000.000
                                                                ---------------
                                                               1.000.000.000
                                                         =     80.71  %
                                                         =     0.81 x


Artinya  aktiva tetap dibiayai dengan  80.71 % modal sendiri,


c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang   =   Aktiva Tetap
                                                                                        ---------------
                                                                                         Hutang Jangka Panjang
                                                                                   
                                                                                    =  250jt + 350jt + 100jt
                                                                                        -----------------------
                                                                                                  180jt                                                      

                                                                                    =     700.000.000
                                                                                          ---------------
                                                                                           180.000.000
                                                                                    =     388.89  %

Artinya Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan jaminan aktiva aktiva tetap sebesar 388.89%

3. Rentabilitas Perusahaan

Apa yang dimaksud dengan Rentabilitas perusahaan ?  adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Ada beberapa macam perhitungan dalam Rentabilitas Usaha
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas =  Laba Usaha / Total Aktiva
b. Perputaran total Aktiva = Penjualan / total Aktiva
c. Gross Margin Ratio = Laba Kotor / Penjualan
d. Net MArgin Ratio = Laba Bersih / Penjualan
e. Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan
f. Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri

Contoh Soal ,
Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui
- Saham Rp 420.000.000
- Laba ditahan Rp 145.000.000
- Kas Rp 25.000.000
- Piutang Dagang Rp 75.000.000
- Barang dagangan Rp 200.000.000
- Mesin Rp 250.000.000
- BAngunan Rp 350.000.000
- Tanah Rp 100.000.000
- Laba Usaha Rp 300.000.000
- Penjualan Rp 2.000.000.000
- Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000
- Laba Bersih Rp 146.000.000
Hitunglah :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas
b. Perputaran total Aktiva
c. Gross Margin Ratio
d. Net MArgin Ratio
e. Operating Margin Ratio
f. Rentabilitas Modal sendiri

Jawab :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas =  Laba Usaha / Total Aktiva
                                                                   =  300.000 / 1.000.000.000
                                                                   = 30 %
                                                                   = 0.3 x
    Artinya : Setiap Rp 1 Total Aktiva , menghasilkan Laba Usaha sebesar Rp 0.3

b. Perputaran total Aktiva = Penjualan / total Aktiva
                                        = 2.000.000.000 /1.000.000.000
                                        = 2x
    ( artinya Total Aktiva telah digunakan untuk meningkatkan  penjualan efisiensi sebesar 2x )

c. Gross Margin Ratio =  Laba Kotor / Penjualan
                                   =  (2.000.000.000-1.000.000.000) / 2.000.000.000
                                   = 1.000.000.000 / 2.000.000.000
                                   =  50%
    Artinya Perusahaan dapat mencapai laba kotor 50% dari penjualannya

d. Net MArgin Ratio = Laba Bersih / Penjualan
                                =  146.000.000 / 2.000.000.000
                                =. 7.3 % = 0.07
    Artinya Rp 1 penjualan meenghasilkan Laba bersih sebanyak Rp 0.07

e. Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan
                                        =  300.000.000 / 2.000.000.000
                                        = 1.5 % = 0.15
   Artinya Setiap Rp 1 penjualan menghasilkan Rp 0.15

f. Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri
                                           = 146.000.000 / 565.000.000
                                           = 25.84 %
                                           = 0.2584
   Artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0.2584





0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 07 April 2016

Analisis Rasio Laporan Keuangan dan Contoh Kasusnya

Nama : Widiastuti Rawati
kelas: 3DA01
NPM: 49213259
Tugas Softskill

Pengertian Rasio Keuangan

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya. 
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17)
Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu.Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :
• Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama.
• Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.
Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang bersangkutan.
Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain :
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan dating.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan caramenggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu perusahaan.
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
a. Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2.Rasio solvabilitas
3.Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis
Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Kesehatan Bank (Rasio CAMEL)
Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.
Pada tahun 1966. Beaver melaporkan sebuah studi yang membandingkan masing-masing rasio perusahaan bangkrut dengan perusahaan tidak bangkrut yang dilakukannya terhadap kondisi lima tahun sebelum kebangkrutan. Beaver menggunkan pendekatan univariate dimana kemampuan memprediksi kegagalan perusahaan dengan rasio-rasio yang dianalisa satu per satu.
Penelitian lanjutan yang memanfaatkan analisa rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan perusahaan dilaporkan oleh Edward I Altman pada tahun 1968. Altman menggunkan metode Multiple Diskriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan. Sampel yang digunakan 66 perusahaan yang terbagi dua masing-masing 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Dari hasil studinya, altman memperoleh model prediksi multiple Discriminan Analysis (MDA) sebagai berikut : X = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 +0,99 X5 ; dimana X1 = Working Capital / total aset ; X2 = RE / Total Assets ; X3 = EBIT / Total Assets; X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt ; X5 = Sales / Total Assets dan X = Overall Index.
Hasil studi empiris Altman ternyata mampu memeperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan.Untuk dua tahun sebelum kebangkrutan tingkat ketepatannya adalah 72%. Ketepatan model ini telah diujikan terhadap secondary sample (holdout sample) dari perusahaan yang bangkrut (n = 25) dengan tingkat keakuratan 96% dan untuk perusahaan yang tidak bangkrut (n = 66) dengan tingkat keakuratan 79%.
Penelitian lain yang menggunkan rasio-rasio yang merefleksikan CAMEL dilakukan juga oleh Whalen dan Thomson (1988). Dalam penelitian ini digunakan data keuangan untuk mengklasifikasikan bank yang bermasalah dan tidak bermasalah.Dengan teknik logit regression, construct dari modal digunakan untuk memprediksi perubahan rating CAMEL cukup akurat dalam penyusunan rating bank.
Penelitian di Indonesia yang menggunkan rasio keuangan umumnya diarahkan untuk memprediksi perkembangan laba perusahaan.Diantaranya adalah riset Machfoedz (1994) yang bertujuan menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan di masa mendatang.Metode yang digunakan untuk memilih rasio keuangan adalah prosedur MAXR.Untuk menguji hipotesis manfaat rasio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba lebih dari satu tahun. Selain itu studi ini jga menunjukkan bahwa perusahaan besar mempuntai komponen rasio yang berbeda dengan perusahaan kecil apabila rasio keuangan tersebut akan digunkan untuk memprediksi laba masa mendatang.

contoh kasus:
Analisis Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas laporan keuangan “PT COLORPAK INDONESIA, Tbk dan ANAK PERUSAHAAN”.


1       Likuiditas Perusahaan
 Likuiditas adalah  masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.  Masalah likuiditas dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio(quick ratio, current ratio, dan cash ratio dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). Untuk laporan keuangan diatas saya menggunakan pendekatan yang pertama yaitu dengan  perhitung rasio (Current ratio, quick ratio dan cash ratio)
·  

Current ratio = (aktiva lancar : hutang lancar) x 100%

Tahun 2010     = (Rp 227.819.168.461 : Rp 123.450.557.939) x 100%
                        = 184,54 %
Tahun  2011    = (Rp 185.436.645.162 : Rp 96.911.386.652) x 100%
                        =191,34%

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

·        
Quick ratio     = {(aktiva lancar – persediaan) / hutang lancar} x 100%

Tahun 2010     = {(227.819.168.461- 82.424.270.814) / 123.450.557.939} x 100%
                        = 117,77%
Tahun 2009     ={( 185.436.645.162 - Rp 68.458.457.208) /   96.911.386.652} x 100%
                        = 120,706%

rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid dan mampu menutupi hutang lancar.
Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula perusahaan pula kondisi perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100%  perusahaan tersebut dianggap kurang baik.

·        
Cash ratio      = (kas / hutang lancar) x 100%
Tahun 2010     = ( 9.435.631.304 /  123.450.557.939) x 100%
                        =7,64%
Tahun 2009     = (  5.398.758.478 /  96.911.386.652) x 100%
                        = 5,57%
                       
Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar.

2       Solvabilitas Perusahaan
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Untuk laporan keuangan diatas  perhitungan solvabilitasnya saya menggunakan
“total debt to capital asset.”

Total debt to capital assets    = (total hutang / total aktiva) x 100%

Tahun 2010                             = (140.879.700.667 / 275.390.730.449) x 100%
                                                = 51,51%
Tahun 2009                             =(103.889.967.660 / 219.198.880.369) x 100%
                                                = 47,395%
                       
Kelikuidan suatu perusahaan tidak dapat ditentukan oleh solvabilitas perusahaan tersebut.Perusahaan yang solvable belum tentu likuid begitu pula sebaliknya.

3       Rentabilitas Perusahaan
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.Perhitungan rentabilitas berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Hal ini terjadi karena perbedaan antara aktiva dan laba yang mana yang akan dibandingkan dengan yang lain.
Rentabilitas dibagi menjadi dua, yaitu:
·        Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi bisa iukur dengan menggunakan gross prifit margin. Untuk laporan keuangan diatas maka perhitungannya sebagai berikut:

Gross profit margin  = (laba kotor / penjualan netto) x 100%       

Tahun2010                  = (62.009.766.595 / 516.581.827.788) x 100%
                                    = 12,003%
Tahun 2009                 = (68.153.669.345 / 447.956.185.580) x 100%
                                    =15,214%



Operating ratio          ={(HPP + biaya adm) / penjualan netto} x 100%

Tahun 2010     ={(454.572.061.193+17.362.828.146) / 516.581.827.788} x  100%
                        = 91,357%
Tahun 2009     ={(379.802.516.235+16.984.119.010) / 447.956.185.580}x100%
                        =88,577%

Net Profit Margin     = (laba setelah pajak / penjualan netto)x100%

Tahun 2010                 =(  28.443.539.773 /  516.581.827.788) x 100%
                                    = 5,506%
Tahun 2009                 =(  30.909.406.991 /  447.956.185.580) x 100%
                                    = 6,9%

·        Rentabilitas usaha
Rentabilitas usaha adalah perhitungan rentabilitas suatu perusahaan dengan cara membandingkan laba usaha dengan modal sendiri.

1. Likuiditas Perusahaan

Apa kegunaan Rasio Likuiditas ?
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi Kewajiban Lancarnya dengan Aktiva Lancar.
Sebuah perusahaan dapat dikatakan "Likuid" atau sesuai dengan standar Likuiditas perusahaan, jika mampu membayar semua kewajiban Jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.
Bagaimana jika perusahaan tidak mampu ?maka perusahaan dikatakan "ilikuid"
Secara umum terdapat dua macam  LIkuiditas, yaitu Likuiditas Badan Usaha dan Likuiditas Perusahaan

    * Disebut Likuiditas Badan Usaha , apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban dengan pihak kreditur atau pihak luar
    * Disebut Likuiditas Perusahaan, apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansial untuk menyelenggarakan proses produksi.

Sekarang mari kita mempelajari cara menghitung Rasio Likuiditas, yaitu dengan Current Ratio dan Acid/Quick Ratio.

    * Current Ratio, yaitu perbandingan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Gunanya untuk mengetahui kemampuaan perusahaan membayar hutang lancarnya.Perusahaan yang bukan perusahaan kredit, bila perbandingan current rationya kurang dari 2:1, maka dianggap kurang baik.Kenapa ? sebab bila aktiva lancarnya mengalami penurunan maka jumlah aktiva nya tidak cukup untuk menutup hutang lancar

  Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
  Contoh Soal :
  Dari Neraca suatu perusahaan diketahui
  - Kas Rp 25.000.000,-
  - Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
  - BArang dagangan Rp 200.000.000,-
  - Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
 Hitunglah Current Ratio nya

Jawab :
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Hutang Lancar = Rp 255.000.000,-
Current Ratio =      Aktiva Lancar                        300.000.000
                           -----------------  x 100 % =   -----------------  x 100 %
                            Hutang Lancar                         255.000.000
                        = 117.65 %                
                        = 118 % ( dibulatkan )
                        = 1.18 x
( artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1.18 aktiva lancar )

    * Acid / Quick Ratio , yaitu perbandingan antara jumlah kas, efek dan piutang dengan hutang lancar.Perusahaan bisa dikatakan Quick jika rasio nya 1:1

Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan
                                      --------------------------------
                                           Kewajiban Lancar

Contoh soal :
Dari Neraca suatu perusahaan diketahui   - Kas Rp 25.000.000,-
  - Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
  - BArang dagangan Rp 200.000.000,-
  - Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
 Hitunglah Quick Ratio nya

Jawab :
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Persediaan adalah barang dagangan yang tersedia untuk dijual = Rp 200.000.000,-
Hutang Lancar = Rp 255.000.000,-
Quick Ratio     =           Aktiva Lancar - Persediaan                        
                              -----------------------------------  x 100 %
                                             Hutang Lancar                            
                                     300.000.000  - 200.000.000                  
                        =     -----------------------------------  x 100 %
                                             255.000.000
                        = 39.22 %
                        = 0.39 x

( artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan  adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0.39 aktiva lancar yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan )

2. Solvabilitas Perusahaan

Solvabilitas Perusahaan itu gunanya untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
Suatu perusahaan dikatakan Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek.
Bagaimana jika perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya ?maka perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.

Rumus Rasio Solvabilitas :
a. Rasio Modal dengan Aktiva   =   Modal Sendiri
                                                   -----------------
                                                               Total Aktiva

b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap =       Modal Sendiri
                                                                             -----------------                                                                                                                                                Aktiva Tetap

c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang   =   Aktiva Tetap
                                                                                      ---------------
                                                                                    Hutang Jangka Panjang

Contoh :
Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui
- Saham Rp 420.000.000
- Laba ditahan Rp 145.000.000
- Kas Rp 25.000.000
- Piutang Dagang Rp 75.000.000
- Barang dagangan Rp 200.000.000
- Mesin Rp 250.000.000
- BAngunan Rp 350.000.000
- Tanah Rp 100.000.000
-Obligasi Rp 180.000.000

Hitunglah Solvabilitas Perusahaan dengan
a. Rasio Modal dengan Aktiva
b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap
c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Jawab

a. Rasio Modal dengan Aktiva   =   Modal Sendiri
                                                -----------------
                                                   Total Aktiva
                                                 =    420.000.000 + 145.000.000
                                                     ------------------------------------------
                                                     25jt + 75jt + 200jt +250jt +350jt +100jt
                                                 =   565.000.000
                                                     ---------------
                                                      1.000.000.000
                                                 = 56.5 %
                                                 = 0.565 x


Artinya  Setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0.565 modal sendiri,
sedangkan Rp 0.435 dari pinjaman


b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap =       Modal Sendiri
                                                                -----------------
                                                                  Aktiva Tetap
                                                                                                               
                                                         =       420.000.000 + 145.000.000        
                                                                --------------------------------                                              
                                                                               250jt +350jt +100jt

                                                         =     565.000.000
                                                                ---------------
                                                               1.000.000.000
                                                         =     80.71  %
                                                         =     0.81 x


Artinya  aktiva tetap dibiayai dengan  80.71 % modal sendiri,


c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang   =   Aktiva Tetap
                                                                                        ---------------
                                                                                         Hutang Jangka Panjang
                                                                                   
                                                                                    =  250jt + 350jt + 100jt
                                                                                        -----------------------
                                                                                                  180jt                                                      

                                                                                    =     700.000.000
                                                                                          ---------------
                                                                                           180.000.000
                                                                                    =     388.89  %

Artinya Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan jaminan aktiva aktiva tetap sebesar 388.89%

3. Rentabilitas Perusahaan

Apa yang dimaksud dengan Rentabilitas perusahaan ?  adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Ada beberapa macam perhitungan dalam Rentabilitas Usaha
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas =  Laba Usaha / Total Aktiva
b. Perputaran total Aktiva = Penjualan / total Aktiva
c. Gross Margin Ratio = Laba Kotor / Penjualan
d. Net MArgin Ratio = Laba Bersih / Penjualan
e. Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan
f. Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri

Contoh Soal ,
Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui
- Saham Rp 420.000.000
- Laba ditahan Rp 145.000.000
- Kas Rp 25.000.000
- Piutang Dagang Rp 75.000.000
- Barang dagangan Rp 200.000.000
- Mesin Rp 250.000.000
- BAngunan Rp 350.000.000
- Tanah Rp 100.000.000
- Laba Usaha Rp 300.000.000
- Penjualan Rp 2.000.000.000
- Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000
- Laba Bersih Rp 146.000.000
Hitunglah :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas
b. Perputaran total Aktiva
c. Gross Margin Ratio
d. Net MArgin Ratio
e. Operating Margin Ratio
f. Rentabilitas Modal sendiri

Jawab :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas =  Laba Usaha / Total Aktiva
                                                                   =  300.000 / 1.000.000.000
                                                                   = 30 %
                                                                   = 0.3 x
    Artinya : Setiap Rp 1 Total Aktiva , menghasilkan Laba Usaha sebesar Rp 0.3

b. Perputaran total Aktiva = Penjualan / total Aktiva
                                        = 2.000.000.000 /1.000.000.000
                                        = 2x
    ( artinya Total Aktiva telah digunakan untuk meningkatkan  penjualan efisiensi sebesar 2x )

c. Gross Margin Ratio =  Laba Kotor / Penjualan
                                   =  (2.000.000.000-1.000.000.000) / 2.000.000.000
                                   = 1.000.000.000 / 2.000.000.000
                                   =  50%
    Artinya Perusahaan dapat mencapai laba kotor 50% dari penjualannya

d. Net MArgin Ratio = Laba Bersih / Penjualan
                                =  146.000.000 / 2.000.000.000
                                =. 7.3 % = 0.07
    Artinya Rp 1 penjualan meenghasilkan Laba bersih sebanyak Rp 0.07

e. Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan
                                        =  300.000.000 / 2.000.000.000
                                        = 1.5 % = 0.15
   Artinya Setiap Rp 1 penjualan menghasilkan Rp 0.15

f. Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri
                                           = 146.000.000 / 565.000.000
                                           = 25.84 %
                                           = 0.2584
   Artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0.2584





Tidak ada komentar:

Posting Komentar