Analisis
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta
perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga
merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai
kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen
dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani
(2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer
dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan
perusahaan.
Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam
memahami dan menginterpretasikan laporan keuangan maka perlu dibuat analisis
laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu
bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam
laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana
menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis
yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis
rasio. Analisis rasio adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan
matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemenlaporan keuangan. Hasil dari
perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat
diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.
Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan
rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber
datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data
yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang
disusun berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan
perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat
atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat
analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas
(leverage),
rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.
MACAM-MACAM
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. Analisis Time Series
dan Cross Sectional
Analisis Trend atau time
series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode.
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang
lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat
melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode
tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada
kondisi keuangan tertentu.
2. Analisis Cross Sectional, dengan
analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio)
dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio
standard) untuk waktu yang sama.
3. Analisis Commond Size dan Analisis
Index
Analisis Commond Size, untuk
membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya.
Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga
total aktiva sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan
dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada
total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya
penjualan, elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond
base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan
elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
Keterbatasan Analisis Laporan
Keuangan
Meskipun analisis laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting dan berguna, analisis tersebut
memiliki dua keterbatasan. Dua keterbatasan tersebut meliputi 1). perbandingan
(comparability) laporan keuangan antar perusahaan, 2) perlunya meneliti
hal-hal yang ada dibalik rasio keuangan.
1. Perbandingan Data Keuangan
Perbandingan suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya akan memberikan kunci penting tingkat kesehatan keuangan
organisasi. Sayangnya, perbedaan metode akuntansi antara perusahaan
kadang-kadang menyulitkan pembandingan data keuangan perusahaan. Sebagai
contoh, jika suatu perusahaan menilai persediaan dengan menggunakan metode LIFO
dan lainnya menggunakan metode rata-rata, perbandingan langsung data keuangan
penilaian persediaan dan cost of good soldkedua perusahaan tersebut
akan menyesatkan. Kadang-kadang data yang mencukupi
disajikan dalam footnote laporan keuangan untuk
menyusun kembali sehingga dapat dibandingkan. Selain itu, para analis harus
mencamkan dalam pikiran masalah keterbandingan ini sebelum membuat kesimpulan.
Meskipun demikian, dengan tetap mempertimbangkan adanya keterbatasan tersebut,
perbandingan rasio-rasio keuangan dengan perusahaan lain dan rata-rata
industri memberikan informasi untuk investigasi lebih lanjut.
2. Meneliti Apa yang Ada
Dibalik Rasio Keuangan
Analis yang belum berpengalaman mungkin
mengasumsikan bahwa rasio keuangan saja sudah mencukupi untuk menjadi
dasar judgment di masa yang akan datang. Nothing could
be further from the truth. Kesimpulan yang didasarkan pada analisis rasio
harus dilihat sebagai sesuatu yang sifatnya tentatif. Rasio keuangan tidak
dapat dilihat sebagai hasil akhir semata, tetapi dilihat sebagai titik awal,
sebagai indikator untuk melihat lebih dalam. Rasio tersebut memunculkan
pertanyaan tetapi rasio itu sendiri jarang memberikan jawaban.
Selain rasio keuangan, data-data lain perlu
dianalisis untuk membuatjudgement masa depan organisasi. Sebagai
contoh, analis harus melihat trend industri, perubahan teknologi, perubahan
selera konsumen, perubahan faktor-faktor ekonomi, perubahan di dalam perusahaan
itu sendiri. Sebagai contoh, perubahan posisi manajemen akan memberikan
optimisme di masa depan meskipun kinerja masa lalu perusahaan (yang ditunjukkan
dengan rasio keuangan) mungkin tidak bagus.
Laporan dalam Format
Perbandingan dan Common Size.
Angka yang ada dalam laporan keuangan
secara individual jarang yang memiliki dampak sangat signifikan. Ada hubungan
di antara angka-angka yang tersaji dan jumlah serta arah perubahan dari waktu
ke waktu merupakan hal yang penting dala analisis laporan
keuangan. Bagaimanakah para analis menggarap hubungan tersebut?
Bagaimanakah analis menggali trend penting dan perubahan perusahaan?
Untuk menggambarkan
teknis analitis tersebut akan digunakan laporan keuangan Brickey Electronics,
produsen komponen komputer dan televisi.
1. Nilai Dolar dan Persentase
Perubahan dalam Laporan
Cara yang baik untuk memulai analisis
laporan keuangan adalah membuat laporan perbandingan. Cara ini tidak hanya
sekedar meletakkan secara berdampingan data keuangan selama dua tahun atau
lebih. Laporan yang disusun dengan format perbandingan menunjukkan pergerakan
dan trend dan mungkin akan memberikan kunci yang berguna bagi para analis
seperti apa yang diharapkannya.
Contoh laporan keuangan yang disusun dengan
format perbandingan disajikan dalam peraga 1-1 dan 1-2. Laporan keuangan
Brickey Elecronics menunjukkan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang
substansial. Data tersebut akan digunakan sebagai dasar pembahasan berikutnya.
Peraga 1-1
Brickey Electronics
Neraca Perbandingan
31 Desember 1999 dan 1998
(dalam ribuan dolar)
|
||||
Peningkatan (penurunan)
|
||||
1999
|
1998
|
Jumlah
|
Persen
|
|
Aktiva
Aktiva Lancar:
Kas
Piutang dagang (net)
Persediaan
Biaya dibayar dimuka
Total aktiva lancar
Properti dan Peralatan
Tanah
Bangunan dan peralatan (net)
Total properti dan peralatan
Total Aktiva
Utang dan Ekuitas Pemegang Saham
Aktiva Lancar:
Utang dagang
Utang yang masih harus dibayar
Utang wesel (jangka pendek)
Total utang jangka pendek
Utang jangka panjang
Utang obligasi, 8%
Total Utang
Ekuitas Pemegang Saham:
Saham preferen nilai pari $ 100, 6%,
nilai likuidasi $ 100
Saham biasa pari $ 12
Penambahan modal disetor
Total Modal disetor
Laba ditahan
Total ekuitas pemegang saham
Total Utang dan Ekuitas pemegang saham
|
1.200
6.000
8.000
300
15.500
4.000
12.000
16.000
31.500
5.800
900
300
7.000
7.500
14.500
2.000
6.000
1.000
9.000
8.000
17.000
31500
|
2.350
4.000
10.000
120
16.470
4.000
8.500
12.500
28.970
4.000
400
600
5.000
8.000
13.000
2.000
6.000
1.000
9.000
6.970
15.970
28.970
|
(1.150)
2.000
(2.000)
180
(970)
0
3.500
3.500
2.530
1.800
500
(300)
2.000
(500)
1.500
0
0
0
0
1.030
1.030
2.530
|
(48,9%)*
50%
(20%)
150%
(5,9%)
0%
41,2%
28%
8,7%
45%
125%
(50%)
40%
(6,3%)
11,5%
0%
0%
0%
0%
14,8%
6,4%
8,7%
|
*Karena kita
membandingkan nilai perubahan antara tahun 1998 dan 1999, angka pada tahun
1998 menjadi tahun dasar untuk menentukan perubahan dalam nilai persentase. Sebagai contoh, kas
berkurang sebesar $ 1.150 antara tahun 1998 dan 1999. Penurunan tersebut
disajikan dalam persentase dengan perhitungan sebagai berikut: $ 1.150 : $
2.350 = 48,9%. Persentase lainnya
diperhitungkan dengan cara yang sama.
|
§
ANALISIS HORISONTAL.
Perbandingan dua tahun
atau lebih data keuangan disebut dengan analisis horisontal atau analisis
trend. Analisis horisontal dilakukan dengan menunjukkan perubahan antar tahun
baik dalam nilai dolar maupun persentase seperti yang dilakukan dalam peraga
1-1 dan peraga 1-2. Menunjukkan perubahan dalam dolar akan membantu analis
memfokuskan pada faktor kunci yang mempengaruhi profitabilitas atau posisi
keuangan. Sebagai contoh, amatilah dalam peraga 1-2 bahwa penjualan pada tahun
1999 meningkat sebesar $ 4 juta dibandingkan dengan tahun 1998 tetapi terjadi peningkatan Kos produk terjual (COGS) sebesar $ 4,5 juta.
Dengan menunjukkan perubahan antar tahun dalam
format persentase akan membantu analis untuk mendapatkan
perspektif dan membantu untuk merasakan signifikasi perubahan yang
terjadi. Peningkatan penjualan sebesar $ 1 juta akan memiliki
pengaruh yang jauh lebih signifikan apabila penjualan tahun lalu sebesar $ 2
juta dibandingkan apabila tahun lalu penjualannya sebesar $ 20 juta. Dalam situasi yang
pertama, peningkatannya sebesar 50% tidak meragukan lagi bahwa
peningkatan tersebut sangat signifikan. Dalam situasi yang kedua,
peningkatannya hanya 5% barangkali hanya menunjukkan pertumbuhan yang normal
saja.
Peraga 1-2.:
Brickey Electronics
Laporan Laba Rugi Perbandingan dan
Rekonsiliasi Laba Ditahan
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember
1999 dan 1998
(dalam ribuan dolar)
|
||||
Penurunan/Peningkatan
|
||||
1999
|
1998
|
Jumlah
|
Persen
|
|
Penjualan
Kos produk terjual (COGS)
Laba kotor
Biaya Operasi:
Biaya penjualan
Biaya administrasi
Total biaya operasi
Laba bersih operasi
Biaya bunga
Laba bersih sebelum pajak
dikurangi pajak penghasilan (30%)
Laba bersih
Dividen untuk pemegang saham preferen $ 6 per lembar (Lihat peraga 18-1)
Laba bersih yang tersisa untuk pemegang saham biasa
Dividen untuk pemegang saham biasa $ 1,2 per lembar
laba bersih yang ditambahkan ke laba yang ditahan
laba ditahan awal tahun
laba ditahan akhir tahun
|
52.000
36.000
16.000
7.000
5.860
12.860
3.140
640
2.500
750
1.750
120
1.630
600
1.030
6.970
8.000
|
48.000
34.500
16.500
6.500
6.100
12.600
3.900
700
3.200
960
2.240
120
2.120
600
1.520
5.450
6.970
|
4.000
4.500
(500)
500
(240)
260
(760)
(60)
(700)
(210)
(490)
|
8,3%
14,3%
(3%)
7,7%
(3,9%)
2,1%
(19,5%)
(8,6%)
(21,9%)
(21,9%)
21,9%)
|
§ PERSENTASE TREND.
Analisis horisontal laporan keuangan dapat juga
dilakukan dengan menghitung persentase trend. Persentase trend memanfaatkan
data keuangan beberapa tahun dengan menggunakan tahun dasar. Tahun dasar
ditentukan sebesar 100%, tahun lainnya ditentukan berdasarkan tahun dasar
tersebut. Untuk menggambarkannya, di gunakan Compaq Computer Corporation yang
bersaing keras dengan IBM dan Dell Computer untuk menjadi yang nomor
satu dalam penjualan PC. Compaq mengalami pertumbuhan pesat pada
awal tahun sampai pertengahan tahun 1990-an, yang ditunjukkan dengan data
berikut:
Compaq Computer Corporation
1996
|
1995
|
1994
|
1993
|
1992
|
1991
|
1990
|
1989
|
|
Penjualan (juta)
Laba bersih (juta)
|
18.109
1.313
|
14.775
789
|
10.866
867
|
7.191
462
|
4.000
213
|
3.271
131
|
3.599
455
|
2.876
333
|
Dengan melihat sekilas saja data tersebut,
diketahui bahwa penjualan mengalami peningkatan sejak tahun 1989. Meskipun
demikian, berapakah kecepatan pertumbuhan penjualan dan apakah peningkatan laba
sejalan dengan peningkatan penjualan? Apabila hanya melihat data mentah
tersebut, akan sangat sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Peningkatan
penjualan dan peningkatan laba bersih dapat dilihat dengan perspektif yang
lebih baik apabila dibuat persentase trend dengan menentukan tahun 1989 sebagai
tahun dasar. Persentasenya sebagai berikut (dibulatkan) peraga 1-3.
1996
|
1995
|
1994
|
1993
|
1992
|
1991
|
1990
|
1989
|
|
Penjualan (juta)
Laba bersih (juta)
|
630 %
394%
|
513%
237%
|
378%
260%
|
250%
139%
|
139%
64%
|
114%
39%
|
125%
137%
|
100%
100%
|
* untuk tahun 1990 $ 3.599 : $ 2.876 = 125%; untuk tahun 1991 $
3.271: $2.876 = 114%
Analisis trend akan nampak mencolok apabila datanya diplot
seperti nampak dalam peraga 1-3.
Penjualan mengalami peningkatan pesat dan
sangat spektakuler sejak tahun 1992 tetapi pertumbuhan laba bersih lebih
sporadis. Kinerja laba bersih yang naik turun seperti roller coaster
berkaitan dengan adanya kombinasi tekanan persaingan yang begitu intens,
perubahan teknologi yang sangat cepat dalam industri PC, trend umum ekonomi dan
keputusan strategik yang dibuat oleh manajemen.
Laporan Common - Size
Perubahan dan trend dapat juga dilihat dengan
menggunakan laporancommon-size. Laporan common-size adalah
laporan yang menunjukkan baik dalam nilai dolar maupun persentase. Setiap item
disajikan sebesar persentase dari nilai total. Penyusunan laporan common -
size disebut analisis vertikal.
Laporan common-size sangat berguna terutam
untuk membandingkan data dari perusahaan yang berbeda. Sebagai contoh, pada
tahun ini, laba bersih Wendy’s adalah $ 110 juta sedangkan
McDonald’s adalah $ 1.427 jjuta. Pembandingan ini dapat menyesatkan karena
perbedaan ukuran yang sangat dramatis diantara kedua perusahaan tersebut. Untuk
membuat perspektif yang lebih baik, laba bersih dapat disajikan sebagai
persentase dari penjualan setiap perusahaan. Karena penjualan Wendy’s kurang
lebih $ 1.746 juta dan penjualan McDonald’s sebesar $ 9.794 juta, laba bersih
Wendy’s adalah 6,3% dari penjualannya dan laba bersih McDonald’s adalah 14,6%
dari penjualannya. Meskipun perbandingan tersebut menunjukkan bahwa McDonald’s
tetap lebih baik dari Wendy’s tetapi basis perbandingannya lebih baik.
NERACA. Salah satu penerapan ide analisis
vertikal adalah penentuan masing-masing aktiva perusahaan sebagai persentase
dari total aktiva. Laporan common-size seperti ini disajikan
dalam peraga 1-4 dengan menggunakan contoh Brickey Electronic.
Perhatikan dalam peraga 1-4 bahwa penempatan seluruh aktiva
dalam format common-size dengan jelas menunjukkan manfaat
relatif aktiva lancar dibandingkan dengan aktiva tidak lancar. Laporan tersebut
juga menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan signifikan komposisi
aktiva lancar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perhatikan bahwa piutang
dagang mengalami peningkatan manfaat relatifnya dan baik kas dan persediaan
mengalami penurunan manfaat relatifnya. Dengan adanya peningkatan piutang
dagang yang sangat pesat, kemerosotan posisi kas akan berakibat pada
ketidakmampuan untuk menagih dari konsumen.
LAPORAN LABA RUGI. Penerapan lainnya ide
analisis vertikal adalah membuat seluruh item dalam laporan laba rugi sebagai
persentase dari penjualan. Laporan common-size tipe ini
disajikan dalam peraga 1-5.
Dengan menentukan setiap item dalam lapora laba rugi sebagai
persentase dari penjualan, sangat mungkin untuk melihat berapa dolar penjualan
didistribusikan ke berbagai biaya, beban dan laba. Dengan menempatkan laporan
tahunan secara berturut-turut, sangat mudah untuk melihat trend. Sebagai
contoh, seperti tersaji dalam peraga 1-5, harga pokok penjualan sebagai
persentase penjualan mengalami peningkatan dari 65,7% pada tahun 1998 menjadi
69.2% pada tahun 1999. Dapat juga melihat hal ini dari titik pandang
yang berbeda, persentase laba kotor mengami penurunan dari 34,3% pada tahun
1998 menjadi 30,8 pada tahun 1999. Manajer dan analis investasi
selalu memberikan perhatian lebih terhadap persentase laba kotor karena menjadi
ukuran berapakah profitabilitasnya. Persentase laba kotor ditentukan
dengan cara berikut:
Laba
kotor
Persentase laba kotor : ----------------------------
Penjualan
Persentase laba kotor akan cenderung lebih stabil untuk
perusahaan eceran dibandingkan dengan perusahaan jasa maupun manufaktur karena
harga pokok penjualan dalam perusahaan retail tidak memasukkan biaya tetap. Apabila
biaya tetap dimasukkan dalam perhitungan harga pokok penjualan, persentase laba
kotor akan meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat
penjualan. Apabila tingkat penjualan meningkat, biaya tetap
akan disebar ke unit yang lebih banyak dan persentase laba kotor akan
meningkat.
Meskipun persentase laba kotor yang lebih tinggi biasanya
dianggap lebih baik dibandingkan persentase laba kotor yang lebih rendah, ada
beberapa perkecualian. Beberapa perusahaan memilih strategi untuk menekankan
harga yang rendah (dan menghasilkan laba kotor yang lebih rendah). Peningkatan
laba kotor dalam perusahaan seperti itu menunjukkan bahwa strategi perusahaan
tidak diterapkan secara efektif.
Laporan common-size statement juga sangat
membantu menunjukkan efisiensi dan inefisiensi yang mungkin terlewatkan dari
perhatian. Untuk menggambarkannya, pada tahun 1999, Brickey
Electronics mengalami peningkatan biaya penjualan sebesar $ 5000.000
dibandingkan dengan tahun 1998. Sekilas, laporan laba rugi common-size menunjukkan
bahwa dengan secara relatif, biaya penjualan pada tahun 1999 tidak
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 1998. Di setiap tahun tersaji
13,5% dari penjualan.
Peraga 1-4.
Brickey Electronics
Neraca Perbandingan
31 Desember 1999 dan 1998
(dalam ribuan dolar)
|
||||
Persentase Common-size
|
||||
1999
|
1998
|
1999
|
1998
|
|
Aktiva
Aktiva Lancar:
Kas
Piutang dagang (net)
Persediaan
Biaya dibayar dimuka
Total aktiva lancar
Properti dan Peralatan
Tanah
Bangunan dan peralatan (net)
Total properti dan peralatan
Total Aktiva
Utang dan Ekuitas Pemegang Saham
Aktiva Lancar:
Utang dagang
Utang yang masih harus dibayar
Utang wesel (jangka pendek)
Total utang jangka pendek
Utang jangka panjang
Utang obligasi, 8%
Total Utang
Ekuitas Pemegang Saham
Saham preferen nilai pari $ 100, 6%,
nilai likuidasi $ 100
Saham biasa pari $ 12
Penambahan modal disetor
Total Modal disetor
Laba ditahan
Total ekuitas pemegang saham
Total Utang dan Ekuitas pemegang saham
|
1.200
6.000
8.000
300
15.500
4.000
12.000
16.000
31.500
5.800
900
300
7.000
7.500
14.500
2.000
6.000
1.000
9.000
8.000
17.000
31500
|
2.350
4.000
10.000
120
16.470
4.000
8.500
12.500
28.970
4.000
400
600
5.000
8.000
13.000
2.000
6.000
1.000
9.000
6.970
15.970
28.970
|
3,8%
19,0%
25,4%
1,0%
49,2%
12,7%
38,1%
50,8%
100,0%
18,4%
2,8%
1,0%
22,2%
23,8%
46,0%
6,4%
19,0%
3,2%
28,6%
25,4%
54,0%
100,0%
|
8,1%
13,8%
3,5%
0,4%
56,9%
13,8%
29,3%
43,1%
100,0%
13,8%
1,4%
2,1%
17,3%
27,6%
44,9%
6,9%
20,7%
3,5%
31,1%
24,0%
55,1%
100,0%
|
Peraga 1-5.
Brickey Electronics
Laporan Laba Rugi Perbandingan dan Rekonsiliasi Laba Ditahan
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 dan 1998
(dalam ribuan dolar)
|
||||||||
PersentaseCommon-size
|
||||||||
1999
|
1998
|
1999
|
1998
|
|||||
Penjualan
Kos produk terjual
Laba kotor
Biaya Operasi:
Biaya penjualan
Biaya administrasi
Total biaya operasi
Laba bersih operasi
Biaya bunga
Laba bersih sebelum pajak
Pajak penghasilan
(30%)
Laba bersih
|
52.000
36.000
16.000
7.000
5.860
12.860
3.140
640
2.500
750
1.750
|
48.000
34.500
16.500
6.500
6.100
12.600
3.900
700
3.200
960
2.240
|
100%
69.2%
30,8%
13,5%
11,3%
24,7%
6,0%
1,2%
4,8%
1,4%
3,4%
|
100%
65,6%
34,4%
13,5%
12,7%
26,2%
8,1%
1,5%
6,7%
2,0%
4,7%
|
Analisis Rasio - Pemegang
Saham Biasa
Sejumlah rasio keuangan digunakan untuk
memperkirakan seberapa baik pengelolaan perusahaan dilihat dari pemegang saham.
Rasio ini biasanya mengutamakan pada laba bersih, dividen, dan ekuitas pemegang
saham.
Earnings per Share
Investor membeli saham dengan harapan
memperolah kembalian baik dalam bentuk dividen maupun peningkatan nilai saham
di masa yang akan datang. Karena earnings menjadi dasar untuk
pembayaran dividen dan menjadi dasar untuk peningkatan nilai saham di masa
mendatang, para investor selalau tertarik dengan earnings per share yang
dilaporkan oleh perusahaan. Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, hampir
tidak ada perhitungan lain yang lebih diandalkan oleh investor dibandingkan
dengan earnings per share.
Earnings per share dihitung dengan
membagi laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan rata-rata
jumlah saham biasa yang beredar selama satu tahun. “Laba bersih yang tersedia
untuk pemegang saham biasa adalah laba bersih dikurangi dengan dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham preferen.[1]
Laba bersih - dividen untuk saham preferen
Earnings per share =
--------------------------------------------------------------
Rata-rata
jumlah saham beredar
Dengan menggunakan data yang ada di dalam peraga 18-1 dan 18-2,
kita melihat bahwa earnings per share untuk Brickey Electronic
pada tahun 1999 dapat dihitung dengan cara berikut:
$
1.750.000 - $ 120.000
---------------------------------------------------------- =
$3,26
(500.000 saham * + 500.000
saham ) / 2
* $ 6.000.000 : 12 = 500.000 lembar
Price - Earnings Ratio
Hubungan antara harga pasar saham dan
earning per saham saat ini disajikan dengan formula price -
earnings ratio. Jika kita mengasumsikan bahwa harga pasar saat ini saham
Brickey Electronic adalah $ 40 per saham, price-earnings
ratio akan dihitung dengan cara berikut:
Harga pasar per saham
Price-earnings ratio --------------------------------------- = $40
: $3,26= 12,3
earnings
per share
Price-earnings ratio adalah 12,3; hal ini berarti bahwa saham berharga 12,3
kali earnings per share saat ini.
Price-earnings ratio digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum
untuk mengukur nilai saham. Price - earnings ratio
yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga
premium untuk saham perusahaan - barangkali karena perusahaan
diharapkan untuk menghasilkan pertumbuhan earningsyang
lebih tinggi. Sebaliknya, jika para investor percaya bahwa prospek
pertumbuhan earnings di masa mendatang terbatas, price-earnings
ratioperusahaan akan relatif rendah.
Dividend Payout Ratio dan DividendYield Ratio
Investor memegang saham karena mereka
mengantisipasi hasil yang menguntungkan. Hasil tersebut belum tentu
dividen. Beberapa investor lebih suka memperoleh hasil tidak dalam bentuk
dividen. Mereka lebih suka perusahaan memegang earnings dan
menginvestasikan kembali secara internal untuk mendukung pertumbuhan. Saham
perusahaan yang menggunakan pendekatan ini biasanya disebut saham pertumbuhan
(growth stock) yang menikmati pertumbuhan pesat harga pasar. Investor yang lain
lebih memperoleh dividen. Investor seperti itu mengusahakan dividen dan
rasio payout yang konsisten.
Dividen Payout Ratio. Dividen payout
ratio mengukur porsi earningssaat ini yang
dibayarkan dalam bentuk dividen. Investor yang mengharapkan pertumbuhan harga
pasar akan lebih suka rasio ini kecil sedangkan investor yang mengharapkankan
dividen lebih suka kalau rasio ini besar. Rasio ini dihitung
dengan menghubungkan antara dividen per saham dengan earnings per
saham untuk saham biasa:
Dividen per saham
Dividend payout ratio = --------------------------
Earnings
per share
Untuk perusahaan Brickey Electronics, dividend payout
ratio pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
$
1,2 (lihat peraga 8-2)
--------------------------------------------- = 36,8%
$
3,26
Meskipun ada kecenderungan bahwa rasio ini cenderung sama untuk
perusahaan di dalam industri tertentu, tetapi tidak ada petunjuk pasti
berapakah besarnya rasio yang benar. Industri dengan kesempatan besar
untuk dengan tingkat return on assets yang tinggi akan cenderung
untuk memiliki rasio payout yang rendah, sedangkan perusahaan yang
memiliki kesempatan reinvestasi terbatas akan cenderung untuk memiliki rasio
payout yang tinggi.
Dividend yield ratio. Dividend yield ratio diperoleh dengan membagi
dividen per saham dengan harga pasar per saham:
Dividen
per saham
Dividend yield ratio = --------------------------------
Harga
pasar per saham
Harga pasar saham Brickey Electronics adalah $ 40 per saham
sehinggadividend yield dihitung sebagai berikut:
$
1,2
-------
= 3,0 %
$
40
Dividend yield ratio mengukur tingkat pengembalian (dalam bentuk dividen kas
saja) yang akan diperoleh para investor yang membeli saham biasa dengan harga
pasar saham saat ini. Dividend yield ratioyang rendah tidak dengan
sendirinya menunjukkan baik atau buruk. Seperti yang didiskusikan di atas,
perusahaan mungkin membayar dividen dengan jumlah kecil karena ada kesempatan
besar untuk reinvestasi.
Return on Total Assets
Manajer memiliki tanggung jawab terhadap pendanaan dan operasi.
Tanggung jawab pendanaan berkaitan dengan bagaimana memperoleh dana yang
diperlukan untuk memperoleh aktiva organisasi. Tanggung jawab operasi berkaitan
dengan bagaimana penggunaan aktiva setelah diperoleh. Keduanya sangat penting
dalam pengelolaan perusahaan yang baik. Meskipun demikian harus tetap
berhati-hati dan tidak mencampur keduanya pada saat menaksir kinerja manajer.
Apakah dana diperoleh dari kreditor atau dari pemegang saham tidak boleh
mempengaruhi penaksiran bagaimanakah aktiva yang dimiliki dikaryakan.
Return on total assets mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah
aktiva dikaryakan. Caranya adalah sebagai berikut:
Laba
bersih +(biaya bunga x (1 -tarif pajak)
Return on total assets =
--------------------------------------------------------------
rata-rata
total aktiva
Penambahan biaya bunga ke laba bersih merupakan penyesuaian
terhadap perhitungan earnings yang menunjukkan berapakah earningsyang
sesungguhnya bila aktiva diperoleh dari semata-mata penjualan saham. Dengan
adanya penyesuaian ini, return on total assets dapat
dibandingkan untuk perusahaan yang memiliki jumlah utang yang berbeda atau
perbandingan dari tahun ke tahun untuk suatu perusahaan yang
mengubah komposisi hutang dan ekuitas. Oleh karena itu, pengukuran
sejauh mana aktiva dikaryakan tidak dipengaruhi oleh bagaimanakah aktiva
tersebut didanai. Perhatikan bahwa biaya bunga diperhitungkan setelah pajak. -
(1-tarif pajak).
Return on total assets untuk Brickey Electronic untuk tahun 1999 diperhitungkan
sebagai berikut:
Laba bersih
ditambah biaya bunga : $ 640.000 x
(1-0,30)
Total
Aktiva pada awal tahun
Aktiva pada akhir tahun
Total
Rata-rata total
aktiva : $ 60.470.000 : 2
Return
on total assets (a) : (b)
|
1.750.000
448.000
(a) 2.198.000
28.970.000
31.500.000
60.470.000
(b) 30.235.000
7,3%
|
Brickey Electronic memperoleh pengembalian sebesar 7,3% dari
rata-rata aktiva yang digunakan.
Return on Common Stockholders’ Equity
Alasan utama menjalankan perusahaan adalah menghasilkan laba
untuk keuntungan para pemegang saham. Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan
adalah return on common stocholders’ equity yang membagi laba bersih
yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan rata-rata ekuitas pemegang
saham biasa pada tahun tersebut. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Laba
bersih - dividen saham preferen
Return on common stockholders’ equity =
---------------------------------------------------------
Rata-rata
ekuitas pemegang saham biasa
Keterangan:
Rata-rata ekuitas pemegang = Rata-rata total ekuitas
pemegang saham - Rata-rata
saham
biasa saham
preferen
Return on common stockholders’equity Brickey Electronics adalah
11,3% pada tahun 1999. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Laba bersih
dikurangi dividen
saham preferen
laba bersih yang
tersedia untuk pemegang saham biasa
Rata-rata ekuitas pemegang saham
dikurangi rata-rata saham preferen
rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
return
on common stockholders’ equity (a) : (b)
* $ 15.970.000 +$
17.000.000 =$ 32.970.000; $ 32.970.000 : 2 = $ 16.85.000.
#$2.000.000 + $
2.000.000 = $ .000.000; $.000.000 : 2 = $2.000.000
|
1.750.000
120.000
(a) 1.630.000
* 16.485.000
# 2.000.000
(b) 14.485.000
11,3 %
|
Bandingkan return on common stockholders’ equity di
atas (11,3%) dengan return on total assets yang dihitung dalam
bagian sebelumnya (7,3 %). Mengapa return on common
stockholders’ equity sedemikian tinggi? Jawabannya ada dalam
prinsip financial leverage. Financial leverage dibahas dalam bagian
berikut:
Financial Leverage
Financial leverage meliputi pemerolehan aktiva dengan dana yang diperoleh
dari kreditor atau pemegang saham preferen dengan tingkat pengembalian
tertentu. Jika aktiva yang diperoleh dengan dana tersebut dapat menghasilkan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian tetap untuk
pemasok dana, maka perusahaan memilikifinancial leverage yang
positif dan akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa.
Sebagai contoh, anggaplah bahwa CBS dapat
menghasilkan tingkat pengembalian setelah pajak sebesar 12% dari
aktiva yang digunakan untuk broadcasting. Jika perusahaan dapat
meminjam dari kreditor dengan tingkat bunga 10% untuk menambah aktiva
perusahaan, maka pemegang saham biasa akan dapat memperoleh keuntungan dengan
adanya leverage yang positif. Dana pinjaman yang
diinvestasikan dalam bisnis akan menghasilkan tingkat pengembalian
sesudah pajak sebesar 12%, tetapi biaya bunga setelah pajak atas dana pinjaman
tersebut hanyalah 7% ( 10% tarif bunga X (1 - 0,30) = 7%). Perbedaannya akan
masuk ke pemegang saham biasa.
Kita dapat melihat konsep ini dalam operasi Brickey Electronics.
Perhatikan dari peraga 1-1 bahwa utang obligasi perusahaan dibebani bunga 8%. Biaya
bunga setelah pajak atas obligasi ini hanya 5,6% (8% tarif
bunga x (1-0,30) = 5,6%). Aktiva perusahaan menghasilkan laba sesudah
pajak sebesar 7,3% seperti yang telah kita hitung sebelumnya. Karena tingkat
pengembalian aktiva ini lebih besar dari biaya bunga
obligasi setelah pajak, leverage-nya positif, dan perbedaannya
menunjukkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Hal ini menjelaskan sebagian
mengapa return on common stockholders’ equity(11,3%) lebih tinggi
dibandingkan dengan return on total assets (7,3%).Sayangnya, leverage
bagaikan dua mata pedang. Jika aktiva tidak dapat menghasilkan laba yang cukup
tinggi untuk menutup biaya bunga utang, atau untuk menutup dividen untuk para
pemegang saham preferen, pemegang saham biasa yang menjadi korban. Dalam
kondisi seperti ini, perusahaan mengalami financial
leverage negatif.
DAMPAK PAJAK PENGHASILAN.
Utang dan saham preferen tidak sama
efisiensinya dalam menghasilkan leverage yang positif. Alasannya adalah bahwa
bunga utang dapat dikurangkan sebagai biaya sedangkan dividen saham preferen
tidak. Hal inilah yang menyebabkan utang lebih efektif sebagai sumber
leverage positif dibandingkan dengan saham preferen.
Untuk mengilustrasikan hal ini, anggaplah
bahwa Hospital Corporation of America memiliki tiga cara pendaan untuk ekspansi
rantai rumah sakitnya sebesar $ 100 juta.
1. Mengeluarkan modal saham biasa sebesar $ 100 juta
2. Mengeluarkan modal saham
biasa sebesar $ 50 juta, dan $ 50 juta dengan mengeluarkan modal saham preferen
dengan dividen 8%.
3. Mengeluakan modal saham
biasa $ 50 juta dan mengeluarkan utang obligasi $ 50 juta dengan bunga 8%.
Dengan mengasumsikan bahwa Hospital
Corporation of America dapat menghasilkan laba tabahan sebesar $ 15 juta
sebelum pajak setiap tahun dengan adanya ekspansi tersebut, hasil operasi dari
setiap alternatif ditunjukkan dalam peraga 18-6.
Jika keseluruhan kebutuhan dana diperoleh
dengan menerbitkan saham biasa, pengembalian untuk pemegang saham biasa
hanyalah sebesar 10,5% seperti ditunjukkan dalam alternatif 1 dalam peraga
tersebut. Jika separuh dana diperoleh dari penerbitan saham preferen,
pengembalian untuk pemegang saham biasa adalah 13% berkaitan dengan adanya
dampak positif leverage. Jika separuh dana diperoleh dari penerbitan obligasi,
pengembalian untuk pemegang saham biasa akan melonjak menjadi 15,4% seperti
tersaji dalam alternatif 3. Oleh karenanya, utang jangka panjang lebih efisien
dalam menghasilkan leverage positif dibandingkan dengan saham preferen.
Alasannya adalah bahwa biaya bunga utang jangka panjang dapat dikurangkan dari
pajak sedangkan dividen saham preferen tidak.
Desirability of Leverage Karena leverage,
memiliki utang dalam struktur modal dapat memberikan keuntungan bagi pemegang
saham biasa. Karena alasan inilah, kebanyakan perusahaan berusaha untuk
memelihara tingkat utang yang dianggap normal dalam industri. Beberapa
perusahaan, seperti bank komersial dan institusi keuangan yang lain, sangat
mengandalkan leverage untuk memberikan pengembalian yang menarik untuk saham
biasa.
Nilai Buku per Lembar
Saham
Statistik lain yang digunakan untuk
memperkirakan kondisi pemegang saham biasa adalah nilai buku per lembar saham.
Nilai buku per lembar saham mengukur nilai yang akan didistribusikan
ke pemegang setiap lembar saham biasa jika seluruh aktiva dijual pada tingkat
nilai buku dan jika seluruh kreditor telah dibayar lunas. Nilai buku per lembar
saham didasarkan sepenuhnya pada historical cost. Rumus untuk
menghitungnya adalah sebagai berikut:
Ekuitas
pemegang saham biasa (total ekuitas pemegang saham
biasa - saham
preferen)
Nilai Buku
per = -------------------------------------------------------------------------------------
Lembar
Saham Jumlah lembar
saham yang beredar
Total ekuitas pemegang saham biasa (lihat
peraga
18-1) 17.000.000
dikurangi saham preferen (lihat peraga
18-1) 2.000.000
Ekuitas pemegang saham
biasa 15.000.000
Nilai buku per lembar saham biasa Brickey Electronics
dihitung sebagai berikut:
$
15.000.000
--------------------
= $ 30
500.000
saham
Jika nilai buku ini dibandingkan dengan harga pasar saham
Brickey Electronics seharga $ 40, maka nampak
bahwa saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Meskipun
dmeikian, seperti telah kita diskusikan di awal, harga pasar merefleksikan
harapan pendapatan dan dividen di masa yang akan datang, sedangkan nilai buku
merefleksikan kejadian yang terjadi di masa lalu. Biasanya, nilai pasar saham
melebihi nilai bukunya. Sebagai contoh, di tahun terakhir ini, saham biasa
Microsoft biasanya diperdagangkan 4 kali lipar nilai bukunya dan harga pasar
saham Coca-Cola dijual lebih dari 17 kali nilai bukunya.
Ilustrasi Dunia Nyata
McDonalds’ Corporation memberikan ilustrasi menarik penggunaan
rasio keuangan. Data keuangan tahun terakhir nampak sebagai berikut:
laba bersih
biaya bunga
tarif pajak
rata-rata total
aktiva
dividen saham
preferen
rata-rata ekuitas
pemegang saham biasa
dividen per lembar
saham biasa
earnings
per share
harga pasar per lembar saham - akhir
tahun
nilai buku per
lembar saham
|
$ 1.427
$ 340
34,2%
$ 14.503
$ 40
$ 6.857
$ 0,26
$ 1,97
$ 42,125
$ 10,73
|
juta
juta
juta
juta
juta
|
Beberapa rasio keuangan pokok dihitung dengan
cara berikut:
$ 1.427 + ( $ 340 x (1-0,342)
Return on total assets =-------------------------------------------------- =
11,4%
$
14.503
$
1.427 - $ 40
Return on common stockholders’ equity = ----------------------- =
20,2%
$
1,97
$
0,26
Dividen payout ratio =-------------- = 13,2%
$
1,97
$
0,26
Dividen yield ratio = ---------------- = 0,62%
$
42,125
Return on common stockholders’ equity sebesar 20,2 % lebih
tinggi darireturn on total assets sebesar 11,4 % dan
oleh karenanya perusahaan memiliki financial leverage positif.
(Sekitar separuh keuangan perusahaan disediakan oleh kreditor; sisanya
diperoleh dari pemegang saham biasa dan preferen). Menurut laporan
tahunanperusahaan, “ Dengan tingginya return on equity dan return on assets,
manajemen percaya bahwa menginvestasikan kembali laba untuk mengembangkan
bisnis adalah hal yang bijaksana. Dengan demikian, saham biasa akan
mendapatkan dividen yang relatif sedang.” Sesungguhnya, laba yang dibayarkan
untuk dividen hanya 13,2%. Berkaitan dengan harga saham, dividen yield ratio
kurang dari 1%. Diketahui bahwa harga pasar per lembar saham empat kali lebih
besar dibandingkan nilai buku per lembar saham. Premi di atas harga buku ini
menunjukkan bahwa pasar memiliki persepsi McDonald akan mengalami perkembangan
di masa mendatang.
Analisis Rasio - Kreditor
Jangka Pendek
Kreditur jangka pendeka seperti pemasok,
ingin dibayar tepat waktu. Oleh karena itu, mereka akan memfokuskan pada arus
kas dan modal kerja karena menjadi sumber utama kas dalam jangka pendek.
Modal Kerja
Kelebihan aktiva lancar di atas kewajiban
lancar disebut modal kerja (working capital). Modal kerja Brickey Electronic
dihitung dengan cara berikut:
Modal Kerja = Aktiva lancar - kewajiban
lancar.
1999
|
1998
|
|
Aktiva lancer
Kewajiban lancar
Modal kerja
|
15.500.000
7.000.000
8.500.000
|
16.470.000
5.000.000
11.470.000
|
Jumlah modal kerja yang tersedia menjadi bahan perhatian dari
kreditor jangka pendek karena jumlah tersebut menunjukkan aktiva yang didanai
dari sumber modal jangka panjang dan tidak membutuhkan pelunasan dalamjangka
pendek. Oleh karena itu, semakin besar modal kerja, semakin besar perlindungan
yang dimiliki untuk kreditor jangka pendek dan lebih besar keyakinan bahwa
utang jangka pendek akan dilunasi pada waktu jatuh tempo. Meskipun modal kerja
yang besar merupakan hal yang melegakan bagi para kreditor jangka
pendek,saldo yang besar itu sendiri bukan menjadi jaminan bahwa utang akan
dibayar pada waktu jatuh tempo. Selain menunjukkan kekuatan, saldo modal kerja
yang besar mungkin terbentuk karena adanya akumulasi persediaan yang sudah
kedaluarsa. Oleh karena itu, untuk memiliki pandangan yang tepat mengenai modal
kerja, harus ada lampiran analisis lain. Empat rasio berikut ini (current
ratio, acid -test ratio, turnover piutang dagang dan turnover persediaan)
harus digunakan dalam analisis modal kerja.
Current ratio
Elemen yang terkait dalam perhitungan modal kerja biasanya
disajikan dalam bentuk rasio. Aktiva lancar perusahaan dibagi dengan kewajiban
lancar sering disebut current ratio:
Aktiva
lancar
Current ratio = ------------------------------------
Kewajiban
lancar
Current ratio Brickey Electronics pada tahun 1998 dan 999
akan nampak sebagai berikut:
1999 1998
$
15.500.000 $
16.470.000
---------------------------- =
2,21 ------------------------------
= 3,29
$
7.000.000 $
5.000.000
Meskipun banyak digunakan sebagai ukuran
kemampun untuk membayar utang jangka pendek, current ratio harus
diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan rasio seperti yang nampak dalam
perhitungan di atas,mungkin menjadi petunjuk melemahnya kondisi keuangan.
Sebaliknya, hal tersebut juga bisa disebabkan oleh penghapusan persediaan yang
sudah kedaluarsa atau aktiva lancar yang stagnan. “Membaiknya” rasio mungkin
diakibatkan oleh penumupkan persediaan atau mungkinjuga
menunjukkan membaiknya kondisi keuangan. Singkatnya, current
ratio sangat berguna tapi perlu berhati-hati untuk mengartikannya.
Untuk menghindari kesalahan, analis harus memperhatikan secara jeli aktiva dan
kewajiban secara individual.
Kondisi umum yang diterima untuk current ratio adalah
2 banding 1. Aturan ini memiliki beberapa pengecualian tergantung industri dan
perusahaannya. Beberapa industri dapat beroperasi dengansukses dengan current
ratio sedikit di atas 1 banding 1. Kecukupan current ratiosangat
tergantung pada komposisi aktivanya. Sebagai contoh, seperti yang kita lihat
dalam tabel berikut ini, baik Worthington Corporation dan Greystone, Inc.,
memiiki current ratio 2 banding 1. Meskipun demikian, kondisi
keuangan keduanya tidak dapat dibandingkan. Greystone nampaknya mendapatkan
kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek karena sebagian besar aktiva
lancar terdiri dari persediaan dan bukannya aktiva yang lebih likuid seperti
kas dan piutang dagang.
Worthington
Corporation
|
Greystone Inc.
|
||
Aktiva lancar:
Kas
Piutang dagang (net)
Persediaan
Biaya dibayar dimuka
Total aktiva lancar
Kewajiban lancar
Current
ratio, (a) : (b)
|
25.000
60.000
85.000
5.000
175.000
87.500
2 banding 1
|
2.000
8.000
160.000
5.000
175.000
87.500
2 banding 1
|
(a)
(b)
|
Acid-Test (Quick) Ratio
Acid-test (quick) ratio jauh lebih akuran sebagai alat uji untukmenentukan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Persddiaan dan
biaya dibayar dimuka dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga tersisa aktiva
yang benar-benar likuid dan dibagi dengan kewajiban lancar.
Kas +Surat-Surat berharga
+ Piutang jangka pendek *
Acid-test ratio =
----------------------------------------------------------------
Kewajiban
lancar
* piutang jangka pendek meliputi piutang
dagang dan piutang wesel jangka pendek
Acid-test ratio dirancang untuk
mengukur kekuatan perusahan untuk memenuhi kewajiban tanpa harus melikuidasi
atau sangat tergantung pada persediaan. Karena persediaan mungkin sulit untuk
dijual pada saat ekonomi mengalami depresi, dirasa perlu untuk melindungi satu
dolar kewajiban dengan satu dolar aktiva yang betul-betul likuid.
Oleh karena itu, acid - test ratio 1 banding 1
dianggap mencukupi untuk kebanyakan perusahaan.
Acid-test ratio untuk Brickey Electronics
pada tahun 1998 dan 1999 dihitung dengan cara berikut:
1999
|
1998
|
||
Kas (lihat peraga 1-1)
Piutang dagang (lihat peraga 1-1)
Total quick assets
Kewajiban lancar
(lihat peraga 1-1)
Acid-test ratio, (a)
: (b)
|
1.200.000
6.000.000
7.200.000
7.000.000
1,03 banding1
|
2.350.000
4.000.000
6.350.000
5.000.000
1,27 banding 1
|
(a)
(b)
|
Meskipun pada tahun 1999, Brickey Electronics memiliki memiliki
acid-test ratio dalam rentang yang dapat diterima, analis harus memperhatikan
beberapa trend dalam neraca perusahaan yang mengganggu. Perhatikan peraga 1-1
bahwa utang jangka pendak meningkat sedangkan posisi kas mengalami penurunan.
Barangkali berkurangnya kas disebabkan oleh besarnya ekspansi piutang dagang.
Barang kali orang akan heran mengapa rekening piutang dagang mengalami
peningkatan yang sedemikian pesat.
Singkatnya, seperti halnya current
ratio, acid-test ratio harus diartikan dengan sangat hati-hati.
Turnover Piutang Dagang
Turnover piutang dagang adalah ukuran
berapa kali piutang dagang perusahaan berputar menjadi kas selama setahun.
Rasio ini biasanya digunakan bersamaan dengan analisis modal kerja
karena aliran yang bagus dari piutang dagang menjadi kas menjadi
indikator penting “kualitas” modal kerja perusahaan dan sangat
penting untuk menentukan kemampuan operasional perusahaan. Turnover piutang
dagang dihitung dengan membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang dagang
selama setahun.
Penjualan
kredit
Turnover piutang dagang =
----------------------------------------
rata-rata
saldo piutang dagang
Dengan mengasumsikan bahwa seluruh
penjualan dilakukan secara kredit, turnover piutang dagang Brickey Electronics
pada tahun 1999 dihitung dengan cara berikut:
Penjualan
kredit $
52.000.000
---------------------------------------------
= ----------------------------- = 10,4 kali
rata-rata saldo piutang
dagang $
5.000.000*
* $4.000.000 + $ 6.000.000 = $ 10.000.000;
$ 10.000.000 : 2 = $ 5.000.000 (rata-rata)
Perhitungan turnover dapat dibagi 365 untuk
menentukan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan untuk mengumpulkan piutang
(diketahui rata-rata periode pengumpulan).
365
hari
Rata-Rata Periode
Pengumpulan
= -------------------------------------------------------------
Turnover
Piutang Dagang
Rata-rata periode pengumpulan untuk Brickey
Electronics pada tahun 1999 dihitung dengan cara berikut:
365
-----------------------
= 35 hari
10,4
kali
Hal tersebut berarti bahwa rata-rata
dibutuhkan waktu 35 hari untuk mengkonversi piutang dagang menjadi kas. Apakah
rata-rata 35 hari tersebut bagus atau buruk sangat tergantung pada termin
kredit Brickey Electronics yang diberikan kepada konsumen. Jika termin kredit
adalah 30 hari, rata-rata 35 hari pengumpulan sangat bagus. Kebanyakan konsumen
akan cenderung menahan pembayaran selama termin kredit memungkinkan
dan mungkin juga akan melebihi batas waktu yang ditentukan selama beberapa
hari. Faktor tersebut ditambah dengan adanya beberapa konsumen yang mungkin mengalami
keterlambatan pembayaran akan menyebabkan rata-rata periode pengumpulan
melebihi termin kredit normal selama seminggu atau lebih dan tidak menyebabkan
munculnya tanda bahaya.
Sebaliknya, jika termin kredit perusahaan
alahan 10 hari dan rata-rata periode pengumpulannya 35 hari maka hal tersebut
menjadi hal yang mencemaskan. Periode pengumpulan yang panjang mungkin
disebabkan oleh beberapa piutang dagang yang terlalu lama tidak dilunasi atau
mungkin juga karena manajemen kredit yang tidak bagus. Perusahaan mungkin
melakukan penjualan kredit tanpa pengecekan detil terhadap konsumen atau barang
kali tidak melakukan tindak lanjut terhadap piutang dagang yang macet.
Turnover Persediaan
Turnover persediaan mengukur berapa kali
persediaan perusahaan terjual dan digantikan kembali oleh persediaan baru
selama setahun. Turnover persediaan dihitung dengan membagi harga pokok
penjualan dengan rata-rata tingkat persediaan yang ada di tangan:
Harga pokok penjualan
Turnover persediaan =
----------------------------------------------
Rata-rata
saldo persediaan
Rata-rata persediaan dihitung dengan cara
membuat rata-rata antara persediaan awal dan persediaa akhir. Karena Brickey
Electronics memiliki persediaan awal $ 10.000 dan persediaan akhir $ 8.000.000,
rata-rata persediaan pada tahun tersebut adalah $ 9.000.000. Turnover
persediaan pada tahun 1999 dihitung dengan cara berikut:
Harga
pokok
penjualan $
36.000.000
-------------------------------------------------- = ----------------------------------
= 4 kali
Rata-rata
saldo
persediaan $
9.000.000
Jumlah hari yang dibutuhkanuntuk menjual
seluruh persediaan dalam satu tahap (disebut rata-rata periode penjualan) dapat
dihitung dengan membagi 365 dengan perhitungan turnover persediaan:
365
hari 365
rata-rata periode penjualan
= ------------------------------ = -------------- = 91,25
hari
turnover
persediaan 4
kali
Rata-rata periode penjualan berbeda untuk
setiap industri. Toko bahan makanan akan cenderung untuk memiliki turnover
tinggi, mungkin antara 12 sampai 15 hari. Sebaliknya, toko
perhiasan cenderung memiliki turnover rendah, barangkali hanya dua
kali setiap tahunnya.
Jika perushaan memiliki turnover yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industrinya, perusahaan tersebut
akanmemiilki banyak persediaan yang kedaluarsa atau persediaannya
terselu tinggi.persediaan yang terlalu banyak mengikat dana yang sebenarnya
dapat digunakan untuk mendanai kegiatan lain. Kadang-kadang manajer berargumen
bahwa mereka harus membeli persediaan dalam jumlah besar untuk mendapatkan
manfaat dari diskon yang diberikan. Tetapi diskon ini harus diperhitungkan
secara hati-hati dengan biaya asuransi, pajak, pendanaan dan risiko kedaluarsa
dan rusaknya persediaan.
Turnover persediaan telah mengalami
peningkatan selama beberapa tahun terakhir ini setelah perusahaan menggunakan
JIT. Dengan JIT, persediaan perusahaan dipelihara serendah mugkin dan oleh
karenanya, perusahaan yang menggunakan JIT mungkin memiliki turnover persediaan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Sesungguhnya, tujuan
JIT adalah meningkatkan turnover persediaan dengan secara sistematis mengurangi
persediaan di tangan.
Analisis Rasio - Kreditor
Jangka Panjang
Posisi kreditor jangka panjang berbeda
dengan kreditor jangka pendek. Kreditor jangka panjang menaruh perhatian
terhadap kemampuan perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang
untuk memenuhi kewajibannya. Mereka memberikan perhatian terhadap kemampuan
perusahaan dalam jangka pendek karena bunga atas pinjaman biasanya dibayarkan
secara periodik. Mereka menaruh perhatian terhadap kemampuan dalam jangka
panjang karena mereka mengharapkan dibayar sesuai dengan jadwal yang sudah
disepakati.
Karena kreditor jangka panjang selalu
dihadapkan pada risiko yang lebih besar dari kreditor jangka pendek, perusahaan
diharuskan mematuhi serangkaian aturan untuk perlindungan kreditor jangka
panjang. Contoh peraturan yang memberikan perlindungan kepada kreditor
adalah menjaga tingkat minimum modal kerja dan pembatasan pembayaran
dividen terhadap pemegang saham biasa. Meskipun aturan tersebut digunakan
secara luas, aturan tersebut harus dilihat sebagai dukungan yang
lemah terhadap kecukupan earning di masa depan dilihat dari taksiran terhadap
perlindungan dan keamanan. Kreditor tidak ingin datang ke pengadilan untuk
mendapatkan klaim mereka.; mereka akan jauh lebih senang apabila mereka
mendapatkan bunga pinjaman dan akhirnya pokok pinjaman
secara normal dan arus dana yang konsisten dari operasi perusahaan.
Times
Interest Earned Ratio
Ukuran yang sangat umum
digunakan untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan untuk memberikan
perlindungan terhadap kreditor jangka panjang adalah times interest earnied
ratio. Rasio tersebut dihitung dengan cara membagi earning
sebelum bunga dan pajak (laba bersih operasi) dengan biaya bunga
tahunan yang harus dibayarkan:
Earnings sebelum
beban bunga dan pajak
times interest earned = ----------------------------------------------------------------------------
biaya
bunga
Untuk Brickey Electronics, times interest earned ratio pada
tahun 1999 akan dihitung dengan cara berikut:
$
3.140.000
----------------------------- = 4,9 kali
$
640.000
Earning sebelum biaya bunga dan pajak penghasilan
digunakan dalam perhitungan karena pengurangan beban bunga dilakukan
sebelum perhitungan pajak. Kreditor memiliki klaim pertama kali terhadapearnings.Earnings setelah
seluruh beban bunga dilunasi menjadi subyek pajak.
Pada umumnya, earning dipandang mencukupi sebagai perlindungan
terhadap kreditor apabila times interest earned ratio 2
atau lebih. Sebelum mengambil keputusan final, perlu melihat trend perusahaan
dalam jangka panjang earning dan mengevaluasi bagaimana kerentanan perusahaan
terhadap perubahan siklis perekonomian.
Debt-to-Equity Ratio
Kreditor jangka panjang juga perlu memperhatikan saldo yang
layak antara porsi aktiva yang disediakan oleh kreditor dengan porsi
aktiva yang disediakan oleh pemegang saham perusahaan. Saldo lini diukur
dengan debt-to-equity ratio:
Total
kewajiban
Debt-to-equity ratio = ---------------------------------------
Ekuitas
pemegang saham
1999
|
1998
|
|
Total kewajiban
Ekuitas pemegang
saham
Debt-to-equity ratio
|
14.500.000
17.000.000
0,85 banding 1
|
13.000.000 (a)
15.970.000 (b)
0,81 banding 1
|
Debt-to-equity ratio menunjukkan jumlah aktiva yang disediakan oleh
kreditor untuk setiap dolar aktiva yang disediakan oleh pemilik perusahaan.
Pada tahun 1998, kreditor Brickey Electronics menyediakan 81 sen untuk setiap
$1 aktiva yang disediakan oleh pemegang saham; hasil perhitungan menunjukkan
sedikit peningkatan pada tahun 1999.
Kreditor menginginkan agar debt-to-equity ratio
relatif rendah. Semakin rendah rasionya, semakin besar aktiva yang
disediakan oleh pemilik perusahaan dan semakin besar perlindungan terhadap para
kreditor. Sebaliknya, pemegang saham mengharapkan rasionya relatif tinggi
karena melalui leverage, pemegang saham biasa dapat memperoleh keuntungan dari
aktiva yang disediakan oleh kreditor.
Dalam kebanyakan industri, telah dikembangkan norma -
norma sebagai panduan untuk perusahaan dalam memutuskan jumlah yang tepat
besarnya utang untuk dimasukkan dalam struktur permodalan. Setiap industri
menghadapi risiko yang berbeda. Dengan alasan tersebut, besarnya utang yang
tepat untuk suatu perusahaan dalam suatu industri tidak akan menjadi panduan
untuk tingkat utang yang tepat untuk perusahaan dalam industri yang berbeda.
Ringkasan Rasio dan
Sumber Data
Tabel A berisi ringkasan rasio. Rumus
setiap rasio dan ringkasan komentar atas signifikansi setiap rasio.
Tabel A
Ringkasan Rasio
Rasio
|
Rumus
|
Signifikansi
|
Persentase laba
kotor
Earning per share
(saham biasa)
Price-earnings
ratio
Dividen payout ratio
Dividen yield ratio
Return
on total assets
Return on common
stockholders’ equity
Nilai buku per
lembar saham
Modal kerja
Current
ratio
Acid-test (quick)
ratio
Turnover piutang dagang
Rata-rata periode pengumpulan
Turnover persediaan
Rata-rata periode penjualan
Time interest earned
Debt-to-equity
|
Laba kotor : Margin
(laba bersih : dividen preferen) :
rata-rata jumlah saham biasa yang beredar
Harga pasar saham : earnings
per share
Dividen per lembar
saham : earnigns per share
Dividen per lembar saham : harga pasar
saham
{Laba bersih +[biaya bunga x (1-tarif
pajak)]} : rata-rata total aktiva
(Laba bersih- dividen preferen) :
rata-rata ekuitas pemegang saham biasa (rata-rata total ekuitas pemegang
saham - rata-rata saham preferen)
Ekuitas pemegang saham biasa (total
ekuitas pemegang saham - saham preferen) : jumlah saham yang beredar
Aktiva landar - kewajiban lancar
aktiva lancar : kewajiban lancar
(kas+Surat berharga+Piutang lancar) :
kewajiban lancar
Penjualan kredit : rata-rata saldo
piutang dagang.
365 hari : turnover piutang dagang
Harga pokok penjualan : rata-rata saldo
persediaan
365 hari : turnover persediaan
Earnings sebelum biaya
bunga dan pajak : biaya bunga
Total kewajiban : Ekuitas pemegang saham
|
Ukuran profitabilitas
Cenderung memiliki dampak terhadap harga
pasar saham sebagai cerminan price-earning ratio
indeks apakah saham relatif murah atau
relatif mahal berkaitan dengan earning saat ini
indeks yang menunjukkan apakah
perusahaan menggunakan earning untuk pembayaran dividen atau menginvestasikan
kembali secara internal
menunjukkan kembalian dalam dividen kas
yang disediakan oleh saham
Mengukur penggunaan aktiva oleh
manajemen
Bila dibandingkan dengan return
on total assets, mengukur apakahfinancial leverage menguntungkan
atau tidak bagi pemegang saham biasa.
Mengukur jumlah yang akan didistribusikan
ke pemegang saham biasa jika seluruh aktiva dijual sesuai dengan nilai buku
dan apabalia seluruh kewajiban kepada kreditor sudah dilunasi.
Mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar
Menguji kemampuan membayar
utang jangka pendek
Menguji kemampuan membayar utang jangka
pendek tanpa mengandalkan pada persediaan.
Mengukur berapa kali piutang dagang
perusahaan dikonversi menjadi kas selama setahun.
Mengukur rata-rata jumlah hari yang
dibutuhkan untuk mengkonversi piutang dagang menjadi kas.
Mengukur berapa kali persedian perusahaan
terjual selama setahun.
Mengukur rata-rata jumlah hari yang
dibutuhkan untuk menjual persediaan.
Mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga.
Mengukur nilai aktiva yang disediakan
oleh kreditor untuk setiap dolar aktiva yang disediakan oleh
pemegang saham.
|
sumber : http://zulkiflispm.blogspot.co.id/