Jumat, 18 Oktober 2013

spesifikasi 5 hewan

1.                 kanguru


http://genovereadel.files.wordpress.com/2010/11/kangaroo.jpg?w=500
Kangguru adalah hewan mamalia yang meiliki kantung ( marsupialia ). Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Kata Kangguru diambil dari bahasa Aborigin, gangguru.
Ada tiga spesies Kangguru, yaitu :
1) Kangguru Merah
Kangguru Merah adalah hewan marsupial terbesar yang masih hidup. Apabila berdiri tingginya dapat mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya mencapai 90 kg. Kangguru jenis ini biasanya bergerak dalam kelompok besar. Mereka tidur di kala siang yang hawanya paling panas. Apabila tidak ada air, mereka akan mencari kelembaban dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya akan berkembang biak apabila ada hujan dan tumbuh tanaman baru.
2) Kangguru Abu-abu Timur
Kangguru Abu-abu Timur dapat ditemukan di daerah subur Australia bagian timur.
3) Kangguru Abu-abu Barat
Kangguru Abu-abu Barat dapat ditemukan di Australia bagian barat, Australia bagian selatan yang dekat dengan pantai dan basin Sungai Darling. Kangguru Abu-abu Barat sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan eukaliptus yang terbuka dan di daerah berumput sebab mereka memakan rumput.
Kangguru termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Mammalia,Upakelas Marsupialia, Ordo Diprotodontia, Upaordo Macropodiformes, FamiliMacropodidae, Genus Macropus.
Kangguru memiliki ciri-ciri, yaitu :
1) Kangguru memiliki 2 kaki belakang yang kuat
2) Kangguru memiliki telapak kaki yang besar yang didesain untuk meloncat
3) Kangguru bisa melompat dengan kecepatan 20-25km/jam. Bisa juga dengan kecepatan 70km/jam
4) Harapan hidup Kangguru 9-18 tahun. Namun ada yang sampai 28 tahun.

2. Iguana

 

 

 

?Iguana
Iguana hijau (Iguana iguana)
Iguana hijau (Iguana iguana)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Upaordo:
Famili:
Genus:
Iguana
Laurenti, 1768
Spesies
·         Iguana Antilles Kecil, I. delicatissima
·         Iguana Hijau, I. iguana
Untuk kegunaan lain dari Iguana, lihat Iguana (disambiguasi).
Iguana ialah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis di Amerika TengahAmerika Selatan, dan Karibia. Pertama kali mereka disebutkan oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini: iguana hijau dan iguana Antilles Kecil.
Kedua spesies kadal tersebut memiliki lipatan kulit di bawah rahang, sekumpulan kulit yang mengeras yang berderet di punggungnya hingga ekor, dan "mata ketiga" di kepalanya. Mata ini disebut sebagai mata parietal, yang mirip seperti tonggak di atas kepalanya. Di belakang lehernya adasisik kecil yang menyerupai paku panjang, dan disebut tuberculate scale. Iguana juga memiliki sisik besar bundar di pipinya yang disebut sebagai selubung subtimpani.
Iguana memiliki penglihatan yang baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna, dan gerakan pada jarak yang jauh. Iguana menggunakanmatanya untuk mengarahkannya mengarungi hutan lebat, untuk menemukan makanan. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi dengan anggota spesies yang sama.
Mereka merespon rangsangan visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah muda, dan biru yang terdapat pada substansi makanan mereka.
Telinga iguana disebut timpanum, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat di kanan atas selubung subtimpani dan di belakang mata. Ini adalah bagian tubuh iguana yang amat tipis dan lembut, dan amat penting untuk pendengarannya.
Mereka sering kali sulit untuk diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka untuk menyatu dengan lingkungannya. Warna hijau alaminya sangat membantu dalam menyembunyikan dirinya dari predator.

3.katak
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.
Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura:a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau
bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.
Kodok dan Katak
Rentang fosil: Jura - Kini
Bangkong kolong (Bufo melanostictus)
Bangkong kolong (Bufo melanostictus)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Anura
Merrem, 1820


4. Ciri-Ciri Unta

Unta adalah hewan yang berukuran besar dan memiliki habitat di padang pasir.
Tidak semua hewan dapat hidup di padang pasir, unta adalah salah satu yang dapat bertahan sekaligus menjadi sarana transportasi padang pasir.
Ciri-Ciri Unta

Berikut ciri khusus unta;

1.      Bulu mata yang panjang berfungsi menjadi pelindung mata dari pasir dan sengatan panasnya sinar matahari.
2.      Lubang hidung yang dapat ditutup rapat berfungsi untuk menghindari masuknya pasir kedalam hidung.
3.      Lapisan penahan berat yang terdapat di kaki berfungsi untuk melakukan perjalanan di padang pasir agar ketika berjalan unta tidak tenggelam di pasir.
4.      Kulit yang tebal membuat unta tidak mudah untuk berkeringat.
5.      Unta sangat jarang melakukan kencing, hal ini terjadi agar tidak banyak cairan yang keluar dari tubuh.
6.      Punuk unta terdiri dari lemak yang dapat berubah menjadi air, sesuai kebutuhan unta. Hal ini membuat unta dapat bertahan di padang pasir, karena unta mampu bertahan selama 15 hari perjalanan tanpa minum air sedikitpun.
7.      Kemampuan dalam mengkonsumsi air yang sangat cepat dan dalam jumlah besar. Unta dapat mengkonsumsi 80 liter air dalam waktu tidak lebih dari 10 menit.

 

 

 

 

 

 

 

 

5. Bunglon

Bunglon juga grup musik Indonesia,
?Bunglon Surai
Bronc jubata 050826 9797 ckup rsz.jpg
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. jubata
Bronchocela jubata
Duméril & Bibron, 1837
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalahcecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.).
Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae). Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.

Bunglon Surai[

Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londokatau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.). Nama lainnya dalam bahasa Inggris cukup menyesatkan: bloodsuckers, karena pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.
Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.

Deskripsi tubuh

Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.
Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah.
Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya.
Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.

Kebiasaan

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/ed/Bronc_juba_060821_9714_tdp_ed_resize.jpg/220px-Bronc_juba_060821_9714_tdp_ed_resize.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf19/skins/common/images/magnify-clip.png
Anak bunglon surai di semak hias
Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain.
Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisanserasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.

Keistimewaan

Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi penyamaran demikian disebut mimikri. Hal ini berbeda dengan "kamuflase", yakni penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 18 Oktober 2013

spesifikasi 5 hewan

1.                 kanguru


http://genovereadel.files.wordpress.com/2010/11/kangaroo.jpg?w=500
Kangguru adalah hewan mamalia yang meiliki kantung ( marsupialia ). Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Kata Kangguru diambil dari bahasa Aborigin, gangguru.
Ada tiga spesies Kangguru, yaitu :
1) Kangguru Merah
Kangguru Merah adalah hewan marsupial terbesar yang masih hidup. Apabila berdiri tingginya dapat mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya mencapai 90 kg. Kangguru jenis ini biasanya bergerak dalam kelompok besar. Mereka tidur di kala siang yang hawanya paling panas. Apabila tidak ada air, mereka akan mencari kelembaban dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya akan berkembang biak apabila ada hujan dan tumbuh tanaman baru.
2) Kangguru Abu-abu Timur
Kangguru Abu-abu Timur dapat ditemukan di daerah subur Australia bagian timur.
3) Kangguru Abu-abu Barat
Kangguru Abu-abu Barat dapat ditemukan di Australia bagian barat, Australia bagian selatan yang dekat dengan pantai dan basin Sungai Darling. Kangguru Abu-abu Barat sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan eukaliptus yang terbuka dan di daerah berumput sebab mereka memakan rumput.
Kangguru termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Mammalia,Upakelas Marsupialia, Ordo Diprotodontia, Upaordo Macropodiformes, FamiliMacropodidae, Genus Macropus.
Kangguru memiliki ciri-ciri, yaitu :
1) Kangguru memiliki 2 kaki belakang yang kuat
2) Kangguru memiliki telapak kaki yang besar yang didesain untuk meloncat
3) Kangguru bisa melompat dengan kecepatan 20-25km/jam. Bisa juga dengan kecepatan 70km/jam
4) Harapan hidup Kangguru 9-18 tahun. Namun ada yang sampai 28 tahun.

2. Iguana

 

 

 

?Iguana
Iguana hijau (Iguana iguana)
Iguana hijau (Iguana iguana)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Upaordo:
Famili:
Genus:
Iguana
Laurenti, 1768
Spesies
·         Iguana Antilles Kecil, I. delicatissima
·         Iguana Hijau, I. iguana
Untuk kegunaan lain dari Iguana, lihat Iguana (disambiguasi).
Iguana ialah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis di Amerika TengahAmerika Selatan, dan Karibia. Pertama kali mereka disebutkan oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini: iguana hijau dan iguana Antilles Kecil.
Kedua spesies kadal tersebut memiliki lipatan kulit di bawah rahang, sekumpulan kulit yang mengeras yang berderet di punggungnya hingga ekor, dan "mata ketiga" di kepalanya. Mata ini disebut sebagai mata parietal, yang mirip seperti tonggak di atas kepalanya. Di belakang lehernya adasisik kecil yang menyerupai paku panjang, dan disebut tuberculate scale. Iguana juga memiliki sisik besar bundar di pipinya yang disebut sebagai selubung subtimpani.
Iguana memiliki penglihatan yang baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna, dan gerakan pada jarak yang jauh. Iguana menggunakanmatanya untuk mengarahkannya mengarungi hutan lebat, untuk menemukan makanan. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi dengan anggota spesies yang sama.
Mereka merespon rangsangan visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah muda, dan biru yang terdapat pada substansi makanan mereka.
Telinga iguana disebut timpanum, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat di kanan atas selubung subtimpani dan di belakang mata. Ini adalah bagian tubuh iguana yang amat tipis dan lembut, dan amat penting untuk pendengarannya.
Mereka sering kali sulit untuk diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka untuk menyatu dengan lingkungannya. Warna hijau alaminya sangat membantu dalam menyembunyikan dirinya dari predator.

3.katak
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.
Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura:a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau
bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.
Kodok dan Katak
Rentang fosil: Jura - Kini
Bangkong kolong (Bufo melanostictus)
Bangkong kolong (Bufo melanostictus)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Anura
Merrem, 1820


4. Ciri-Ciri Unta

Unta adalah hewan yang berukuran besar dan memiliki habitat di padang pasir.
Tidak semua hewan dapat hidup di padang pasir, unta adalah salah satu yang dapat bertahan sekaligus menjadi sarana transportasi padang pasir.
Ciri-Ciri Unta

Berikut ciri khusus unta;

1.      Bulu mata yang panjang berfungsi menjadi pelindung mata dari pasir dan sengatan panasnya sinar matahari.
2.      Lubang hidung yang dapat ditutup rapat berfungsi untuk menghindari masuknya pasir kedalam hidung.
3.      Lapisan penahan berat yang terdapat di kaki berfungsi untuk melakukan perjalanan di padang pasir agar ketika berjalan unta tidak tenggelam di pasir.
4.      Kulit yang tebal membuat unta tidak mudah untuk berkeringat.
5.      Unta sangat jarang melakukan kencing, hal ini terjadi agar tidak banyak cairan yang keluar dari tubuh.
6.      Punuk unta terdiri dari lemak yang dapat berubah menjadi air, sesuai kebutuhan unta. Hal ini membuat unta dapat bertahan di padang pasir, karena unta mampu bertahan selama 15 hari perjalanan tanpa minum air sedikitpun.
7.      Kemampuan dalam mengkonsumsi air yang sangat cepat dan dalam jumlah besar. Unta dapat mengkonsumsi 80 liter air dalam waktu tidak lebih dari 10 menit.

 

 

 

 

 

 

 

 

5. Bunglon

Bunglon juga grup musik Indonesia,
?Bunglon Surai
Bronc jubata 050826 9797 ckup rsz.jpg
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. jubata
Bronchocela jubata
Duméril & Bibron, 1837
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalahcecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.).
Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae). Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.

Bunglon Surai[

Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londokatau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.). Nama lainnya dalam bahasa Inggris cukup menyesatkan: bloodsuckers, karena pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.
Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.

Deskripsi tubuh

Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.
Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah.
Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya.
Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.

Kebiasaan

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/ed/Bronc_juba_060821_9714_tdp_ed_resize.jpg/220px-Bronc_juba_060821_9714_tdp_ed_resize.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf19/skins/common/images/magnify-clip.png
Anak bunglon surai di semak hias
Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain.
Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisanserasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.

Keistimewaan

Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi penyamaran demikian disebut mimikri. Hal ini berbeda dengan "kamuflase", yakni penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar