1.
kanguru
Kangguru
adalah hewan mamalia yang meiliki kantung ( marsupialia ). Hewan ini termasuk
hewan khas Australia. Kata Kangguru diambil dari bahasa Aborigin, gangguru.
Ada tiga spesies
Kangguru, yaitu :
1) Kangguru
Merah
Kangguru Merah
adalah hewan marsupial terbesar yang masih hidup. Apabila berdiri tingginya
dapat mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya mencapai 90 kg. Kangguru jenis
ini biasanya bergerak dalam kelompok besar. Mereka tidur di kala siang yang
hawanya paling panas. Apabila tidak ada air, mereka akan mencari kelembaban
dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya akan berkembang biak apabila ada hujan
dan tumbuh tanaman baru.
2) Kangguru
Abu-abu Timur
Kangguru
Abu-abu Timur dapat ditemukan di daerah subur Australia bagian timur.
3) Kangguru
Abu-abu Barat
Kangguru
Abu-abu Barat dapat ditemukan di Australia bagian barat, Australia bagian
selatan yang dekat dengan pantai dan basin Sungai Darling. Kangguru
Abu-abu Barat sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan eukaliptus
yang terbuka dan di daerah berumput sebab mereka memakan rumput.
Kangguru
termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Mammalia,Upakelas Marsupialia, Ordo Diprotodontia, Upaordo Macropodiformes, FamiliMacropodidae, Genus Macropus.
Kangguru
memiliki ciri-ciri, yaitu :
1) Kangguru
memiliki 2 kaki belakang yang kuat
2) Kangguru
memiliki telapak kaki yang besar yang didesain untuk meloncat
3) Kangguru
bisa melompat dengan kecepatan 20-25km/jam. Bisa juga dengan kecepatan 70km/jam
4) Harapan
hidup Kangguru 9-18 tahun. Namun ada yang sampai 28 tahun.
2. Iguana
Spesies
|
Iguana ialah
sejenis kadal yang
hidup di daerah tropis di Amerika Tengah, Amerika Selatan,
dan Karibia.
Pertama kali mereka disebutkan oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada
tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini: iguana hijau dan iguana Antilles Kecil.
Kedua spesies kadal
tersebut memiliki lipatan kulit di
bawah rahang, sekumpulan kulit yang mengeras yang berderet di punggungnya
hingga ekor,
dan "mata ketiga" di kepalanya. Mata ini disebut sebagai mata parietal, yang mirip seperti
tonggak di atas kepalanya. Di belakang lehernya adasisik kecil yang
menyerupai paku panjang, dan disebut tuberculate scale. Iguana juga
memiliki sisik besar bundar di pipinya yang disebut sebagai selubung
subtimpani.
Iguana memiliki penglihatan yang
baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna, dan gerakan pada jarak yang
jauh. Iguana menggunakanmatanya untuk
mengarahkannya mengarungi hutan lebat,
untuk menemukan makanan. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi
dengan anggota spesies yang sama.
Mereka merespon rangsangan
visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah muda, dan biru yang terdapat
pada substansi makanan mereka.
Telinga iguana disebut
timpanum, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat di kanan atas
selubung subtimpani dan di belakang mata. Ini adalah bagian tubuh iguana yang
amat tipis dan lembut, dan amat penting untuk pendengarannya.
Mereka sering kali sulit
untuk diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka untuk menyatu dengan
lingkungannya. Warna hijau alaminya sangat membantu dalam menyembunyikan
dirinya dari predator.
3.katak
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak
biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap
melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang
dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.
Kedua macam
hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus,
berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura:a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki
belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau
bangkong
berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering,
dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai
melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.
4. Ciri-Ciri Unta
Unta adalah
hewan yang berukuran besar dan memiliki habitat di padang pasir.
Tidak semua
hewan dapat hidup di padang pasir, unta adalah salah satu yang dapat bertahan
sekaligus menjadi sarana transportasi padang pasir.
Berikut ciri khusus unta;
1.
Bulu mata yang panjang
berfungsi menjadi pelindung mata dari pasir dan sengatan panasnya sinar
matahari.
2.
Lubang hidung yang dapat
ditutup rapat berfungsi untuk menghindari masuknya pasir kedalam hidung.
3.
Lapisan penahan berat yang
terdapat di kaki berfungsi untuk melakukan perjalanan di padang pasir agar
ketika berjalan unta tidak tenggelam di pasir.
4.
Kulit yang tebal membuat
unta tidak mudah untuk berkeringat.
5.
Unta sangat jarang melakukan
kencing, hal ini terjadi agar tidak banyak cairan yang keluar dari tubuh.
6.
Punuk unta terdiri dari
lemak yang dapat berubah menjadi air, sesuai kebutuhan unta. Hal ini membuat
unta dapat bertahan di padang pasir, karena unta mampu bertahan selama 15 hari
perjalanan tanpa minum air sedikitpun.
7.
Kemampuan dalam mengkonsumsi
air yang sangat cepat dan dalam jumlah besar. Unta dapat mengkonsumsi 80 liter
air dalam waktu tidak lebih dari 10 menit.
5. Bunglon
?Bunglon Surai
|
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku
(familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalahcecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.).
Bunglon
meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa
mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae).
Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang)
menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.
Bunglon Surai[
Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837.
Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londokatau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.). Nama lainnya dalam
bahasa Inggris cukup menyesatkan: bloodsuckers, karena pada kenyataannya
kadal ini tidak pernah menghisap darah.
Bunglon
ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.
Deskripsi tubuh
Bunglon
kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550
mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih
menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota,
tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul,
mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing
namun lunak serupa kulit.
Kepalanya
bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata
dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa
bintik-bintik halus yang indah.
Dorsal
(sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah
menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat
kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan
bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di
bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur
warnanya.
Sisi
ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut
dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal
berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam
dengan belang-belang keputihan di ujungnya.
Sisik-sisik bunglon surai keras,
kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah
sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.
Kebiasaan
Anak bunglon surai di semak hias
Bunglon
yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari
pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju
pohon terdekat.
Reptil
ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu
mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau
bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat
meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang
dari satu tempat ke tempat lain.
Bunglon
surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya
anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan
moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah
pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon
surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisanserasah, persisnya di bawah semak-semak di
bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk.
7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di
lapisan humus yang halus di tengah-tengah
jalan setapak.
Keistimewaan
Di
saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa
dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi
penyamaran demikian disebut mimikri. Hal ini berbeda dengan "kamuflase", yakni penyamaran bentuk atau
warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.
0 komentar:
Posting Komentar