Nama: Widiastuti Rawati
Kelas: 3DA01
NPM: 49213259
Sistem Informasi Manajemen
A. Pendekatan Sistem
Dalam sebuah buku tahun 1910 seorang filosofi di Columbia
University, John Dewey mengidentifikasikan 3 rangkaian pertimbangan yang
terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi secara memadai:
1. Menganali kontroversi.
2. Mempertimbangkan
klaim-klaim alternatif.
3. Membentuk satu
pertimbangan.
Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi mencari cara-cara
yang efisien dan efektif untuk memecahkan masalah, dan kerangka kerja yang
direkomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai Pendekatan Sistem, yaitu
serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu
masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan
bahwa solusi yang pilih berhasil.
Urutan Langkah:
1. Upaya Persiapan
a. Langkah 1 –
Melihat Perusahaan sebagai Suatu Sistem
Dapat terlaksana dengan menggunakan model sistem umum
sebagai pola.
b. Langkah 2 – Mengenal
Sistem Lingkungan
Ada 8 unsur lingkungan dapat memberikan suatu cara yang
efektif dalam memosisikan perusahaan sebagai seuatu sistem dalam lingkungannya.
c. Langkah 3 –
Mengidentifikasi Subsistem Perusahaan
Bentuk termudah yang dapat dilihat manajer adalah area-area
bisnis. Manajer juga dapat melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem.
Manajer dapat menggunakan arus sumber daya sebagai dasar
untuk membagi perusahaan menjadi subsistem-subsistem.
2. Upaya Definisi
Dipicu oleh suatu pemicu masalah (problem trigger) –
suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan baik atau lebih buruk dari
yang telah direncanakan. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang
ditimbulkan oleh masalah dan biasanya lebih jelas daripada akar masalah
tersebut.
Masalah adalah suatu kondisi atau kejadian yang
merugikan atau berpotensi merugikan atau menguntungkan atau berpotensi
menguntungkan bagi perusahaan. Pernyataan ini mengakui bahwa manajer akan
bereaksi atas keadaan yang berjalan lebih baik dari yang diharapkan, begitu
pula sebaliknya.
a. Langkah 4 –
Melanjutkan dari Tingkat Sistem ke Tingkat Subsistem
Tujuan dari analisis dari atas ke bawah ini adalah untuk
mengidentifikasi tingkat sistem di mana terdapat penyebab terjadinya masalah.
b. Langkah 5 –
Menganalisis Bagian-Bagian Sistem dalam Urut-Urutan Tertentu
Unsur-Unsur sistem juga harus dianalisis secara berurutan:
1) Unsur 1 – Mengevaluasi
Standar
Biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran dan
kuota.
2) Unsur 2 – Membandingkan
Output Sistem dengan Standar
Jika sistem memenuhi standar, tidak perlu meneruskan dengan
pendekatan sistem atas pemecahan masalah pada tingkat sistem tertentu ini.
3) Unsur 3 – Mengevaluasi
Manajemen
Diberikan satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur
organisasi sistem.
4) Unsur 4 – Mengevaluasi
Prosesor Informasi
Ada kemungkinan tim manajemen yang baik, namun tim tersebut
tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
5) Unsur 5 – Mengevaluasi
Input dan Sumber Daya Input
Ketika analisis ditingkat ini tercapai, sistem konseptual
tidak lagi menjadi masalah, dan masalah terdapat pada sistem fisik. Maka
analisis akan dilakukan oleh sumber daya fisik di dalam unsur input dari sistem
maupun sumber daya yang mengalir dari lingkungan melalui unsur tersebut.
3. Upaya Solusi
a. Langkah 6 –
Mengidentifikasikan Solusi-Solusi Alternatif
Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk
memecahkan masalah yang sama.
b. Langkah 7 –
Mengevaluasi Solusi-Solusi Alternatif
Semua alternative harus dievaluasi dengan kriteria
evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif akan
memecahkan masalah.
c. Langkah 8
- Memilih Solusi yang Terbaik
Menurut Henry Mintzberg ada 3 cara yang dilakukan manajer
dalam memilih alternatif yang terbaik:
1) Analisis, Evaluasi
sistematis yang mempertimbangkan konsekuensinya pada sasaran organisasi.
2) Pertimbangan, Proses
mental seorang manajer.
3) Tawar-Menawar,
negosiasi di antara beberapa manajer.
d. Langkah 9 –
Mengimplementasikan Solusi
Solusi perlu diimplementasikan, karena masalah tidak akan
terpecahkan hanya dengan memilih solusi terbaik.
e. Langkah 10 –
Menindaklanjuti untuk Memastikan Kefektifan Solusi
Ketika solusi tidak mampu mencapai harapan, maka perlu
melaksanakan kembali langkah-langkah pemecahan masalah.
B. Siklus Hidup Pengembangan
Sistem
Pendekatan sistem adalah sebuah Metodologi, yaitu cara
yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Siklus hidup pengembangan
sistem (systems development life cycle – SDLC) adalah aplikasi dari
pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
C. SDLC Tradisional
Tahapan-tahapan:
· Perencanaan
· Analisis
· Desain
· Implementasi
· Penggunaan
Pekerjaan-pekerjaan diatas mengikuti pola yang teratur dan
dilaksanakan dengan cara dari atas ke bawah, SDLC tradisional sering kali
disebut pendekatan air terjun (waterfall approach).
D. Prototyping
Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah
satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para
pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk
yang telah selesai dan prosesnya di sebut prototyping.
Jenis-Jenis Prototipe:
a. Prototipe
Evolusioner (Evolutionary Prototype)
Terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh
fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru.
Empat langkah pembuatan:
1) Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna
2) Membuat satu prototipe
Memakai satu alat atau lebih untuk membuatnya, contoh:
· Generator
aplikasi terintegrasi : Sistem perangkat lunak siap pakai yang mampu membuat
seluruh fitur.
· Toolkit
prototyping : sistem-sistem perangkat lunak terpisah, seperti spreadsheet
elektronik atau sistem manajemen basis data yang mampu membuat sebagian dari
fitur sistem.
3) Menentukan apakah
prototipe dapat diterima
4) Menggunakan prototipe
Digunakan menjadi sistem produksi.
b. Prototipe Persyaratan
(requirement prototype)
Sebagai satu cara untuk mendefinisikan
persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu
mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Langkah pembuatan, Tiga langkah pertama sama dengan
langkah dalam membuat prototipe evolusioner, langkah selanjutnya:
4) Membuat kode sistem
baru
5) Menguji sistem baru
6) Menetapkan apakah
sistem yang baru dapat diterima
7) Membuat sistem baru
menjadi sistem produksi.
Daya Tarik Prototyping
Alasan-alasan:
a. Membaiknya
komunikasi antara pengembang dan pengguna.
b. Pengembang dapat
melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
c. Pengguna
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Pengembang dan
pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan
sistem.
e. Implementasi
menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Antara lain:
a. Terburu-buru
dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas “cepat
dan kotor” dalam definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi.
b. Pengguna dapat terlalu
bergembira dengan prototipe yang diberikan.
c. Prototipe
evolusioner bias jadi tidak terlalu efisien.
d. Antarmuka
komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
E. Pengembangan Aplikasi Cepat
Istilah RAD (Rapid Application Development) atau
Pengembangan Aplikasi Cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis
James Martin. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi
yang ada dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa
Informasi (information engineering – IE) adalah nama yang diberikan Martin
kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya.
Unsur-Unsur Penting RAD: Manajemen, Manusia,
Metodologi dan Alat.
F. Pengembangan Berfase
Adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi
yang terdiri atas enam tahap, yaitu:
1. Investigasi Awal,
bertujuan untuk mempelajari organisasi dengan masalah sistemnya.
2. Analisis.
3. Desain.
4. Konstruksi Awal,
membuat dan menguji perangkat lunak dan data untuk setiap modal sistem dan
mendapatkan umpan balik dari pengguna.
5. Konstruksi Akhir,
perangkat lunak dintegrasikan untuk membuat sistem yang lengkap, yang diuji
bersama dengan datanya.
6. Pengujian dan
Pemasangan Sistem.
Fase-Fase Modul
Metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka
pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran
sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang
masing-masing akan dianalisis, dirancang dan akan dibuat secara terpisah.
G. Desain Ulang Proses Bisnis
(Business Process Redesign – BPR)
Adalah proses pengerjaan ulang sistem atau disebut juga rekayasa
ulang (reengineering).
Inisiasi Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan
operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat
manajemen strategis.
Rekayasa Terbalik
Adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk
mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur
tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih
tinggi dari pada yang telah ada saat ini. Rekayasa terbalik ini tidak mengubah
fungsionalitas dari sebuah sistem-pekerjaan yang dilakukannya, dan tujuan
sebenarnya adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan
perubahan dengan cara lain, seperti rekayasa ulang.
Rekayasa Ulang
Adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan
tujuan mengubah fungsionalitasnya.
Pemilihan Komponen-Komponen BPR
Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan
oleh sistem, sedangkan Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem
terseut melaksanakannya.
H. Menempatkan SDLC Tradisional,
Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase dan BPR dalam Perspektif
Semuanya adalah metodologi, cara-cara yang direkomendasikan
dalam mengembangkan sistem informasi.
I. Alat-Alat
Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan
sistem adalah metodologi – cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan
masalah-masalah sistem. Metodologi memandu para pengembang sistem ketika mereka
membuat sistem.
Pendekatan yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses
Tahun-tahun awal pengembangan, hamper seluruh perhatian
diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer, tetapi munculnya
basis data tahun1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.
J. Pemodelan Proses
Pertama kali dilakukan dengan diagram alur (flowchart),
namun popularitasnya berumur pendek. Tahun 1980-an, saat diagram arus data
dengan 4 simbolnya muncul dan menjadikan minat akan penerapannya muncul
seketika pula.
Diagram Arus Data
Diagram Arus Data (data flow diagram – DFD) adalah penyajian
grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan 4 simbol untuk mengilustrasikan
bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling terhubung.
Simbol tersebut mencerminkan:
1. Unsur-Unsur Lingkungan
Berada diluar batas sistem. Istilah terminator untuk
menyatakan unsur-unsur lingkungan, dapat berupa Orang (seorang manajer),
Organisasi (departemen lain), Sistem lain yang memili antarmuka dengan sistem.
2. Proses
Adalah suatu yang mengubah input menjadi output.
3. Arus Data
Terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan
secara logis yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses
yang lain.
4. Penyimpanan Data
Kasus Penggunaan
Adalah uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang
terjadi antara sistem primer (program komputer) dengan sistem sekunder (orang
yang berinteraksi dengan komputer).
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan
analisis dari metodologi pengembangan berfase.
K. Manajemen Proyek
Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk
memberikan panduan, arah dan kendali secara terus-menerus, maka disebut sebagai
steering committee (komite pengarah).
Steering Committee SIM
Adalah jika membentuk steering committee dengan tujuan mengarahkan
penggunaan sumber daya komputasi perusahaan. Menjalankan 3 fungsi utama:
1. Menciptakan kebijakan
2. Melakukan pengendalian
fiscal
3. Menyelesaikan
perselisihan
Kepemimpinan Proyek
Tanggungjawab akan detail pekerjaan jatuh ke tangan tim
proyek. Tim Proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi
dalam pengembangan sistem informasi.
Dukungan Web bagi Manajemen Proyek
Selain sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak
seperti Microsoft Project, dukungan juga dapat diperoleh dari Internet. Sebagai
contoh, Logic Software, sebuah perusahaan di Toronto, menawarkan sebuah sistem
manajemen proyek yang disebut EasyProject.net. Perusahaan menawarkan kursus
manajemen proyek secara online sebagai bantuan bagi perusahaan untuk meningkatkan
pengetahuan manajemen proyek para karyawannya.
L. Mengestimasi Biaya Proyek
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengistimasi biaya
dan jadwal proyek. Metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen:
1. Informasi mengenai
sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan pengembang.
2. Pengembangan historis.
3. Pengetahuan mengenai
proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat dan teknik, serta output.
Input Pengestimasian Biaya
Kebutuhan sumber daya mencantumkan sumber daya tertentu yang
akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya adalah biaya per unit
untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas menyebukan periode
pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi historis
terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian
biaya komersial dan pengetahuan tim proyek.
Alat-Alat dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogis menggunakan biaya actual proyek-proyek
serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan
biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan.
Alat-alat terkomputerisasi dapat digunakan secara terpisah
atau untuk menyederhanakan alat-alat yang baru saja diuraikan
Model-model matematis dapat digunakan untuk menguantifikasi
karakteristik proyek dan membuat simulasi daari berbagai macam scenario.
Output Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang
dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang
berlaku, seperti Dolar atau Euro.